Kamis, 30 Agustus 2012

Investasi dalam Perspektif Syariah

Investasi pada dasarnya adalah bentuk aktif dari ekonomi syariah. Dalam Islam setiap harta ada zakatnya. Jika harta tersebut didiamkan, maka lambat laun akan termakan oleh zakatnya. Salah satu hikmah dari zakat ini adalah mendorong setiap muslim untuk menginvestasikan hartanya agar bertambah.

Investasi mengenal harga. Harga adalah nilai jual atau beli dari sesuatu yang diperdagangkan. Selisih harga beli terhadap harga jual disebut profit margin. Harga terbentuk setelah terjadinya mekanisme pasar.

Suatu pernyataan penting al-Ghozali sebagai ulama besar adalah keuntungan merupakan kompensasi dari kepayahan perjalanan, risiko bisnis dan ancaman keselamatan diri pengusaha. Sehingga sangat wajar seseorang memperoleh keuntungan yang merupakan kompensasi dari risiko yang ditanggungnya.

Ibnu Taimiah berpendapat bahwa penawaran bisa datang dari produk domestik dan impor. Perubahan dalam penawaran digambarkan sebagai peningkatan atau penurunan dalam jumlah barang yang ditawarkan, sedangkan permintaan sangat ditentukan harapan dan pendapatan. Besar kecilnya kenaikan harga tergantung besarnya perubahan penawaran dan atau permintaan. Bila seluruh transaksi sudah sesuai dengan aturan, kenaikan harga yang terjadi merupakan kehendak Allah SWT.

Prinsip-prinsip Ekonomi Islam dalam Investasi

Prinsip-prinsip Islam dalam muamalah yang harus diperhatikan oleh pelaku investasi syariah (pihak terkait) adalah :
  • Tidak mencari rizki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya maupun cara mendapatkannya, serta tidak menggunakannya untuk hal-hal yang haram.
  • Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi.
  • Keadilan pendistribusian kemakmuran.
  • Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha.
  • Tidak ada unsur riba, maysir (perjudian/spekulasi), dan gharar (ketidakjelasan/samar-samar).
Berdasarkan keterangan di atas, maka kegiatan di pasar modal mengacu pada hukum syariat yang berlaku. Perputaran modal pada kegiatan pasar modal syariah tidak boleh disalurkan kepada jenis industri yang melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diharamkan. Pembelian saham pabrik minuman keras, pembangunan penginapan untuk prostitusi dan lainnya yang bertentangan dengan syariah berarti diharamkan.

Semua transaksi yang terjadi di bursa efek harus atas dasar suka sama suka, tidak ada unsur pemaksaan, tidak ada pihak yang didzalimi atau mendzalimi. Seperti goreng-menggoreng saham. Tidak ada unsur riba, tidak bersifat spekulatif atau judi dan semua transaksi harus transparan, diharamkan adanya insider trading.

Analisis Fikih

Istilah mudharabah merupakan istilah yang paling banyak digunakan oleh bank-bank syariah. Prinsip ini juga dikenal sebagai qiradh atau muqaradah.

Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis perkongsian, dimana pihak perama (shahibul maal) menyediakan dana dan pihak kedua (mudharib) bertanggungjawab atas pengelolaan usaha.

Orang-orang Madinah meyebut kontrak jenis ini dengan sebutan muqaradah, dimana perkataan ini diambil dari perkataan qard yang berarti menyerahkan. Dalam hal ini pemilik modal akan menyerahkan modalnya kepada pengusaha. Keuntungan hasil usaha dibagikan sesuai dengan nisbah bagi hasil untung/rugi yang telah disepakati bersama sejak awal. Kalau rugi, maka pemilik modal akan kehilangan sebagian imbalan dari hasil kerja keras dan manajerial skil selama proyek berlangsung.

Mudharabah adalah suatu kerjasama kemitraan yang terdapat pada zaman jahiliah yang diakui oleh Islam. Di antara orang yang melakukan kegiatan mudharabah ialah Nabi Muhammad SAW sebelum beliau menjadi Rasul. Beliau bermudharabah dengan calon istrinya Khadijah dalam melakukan perniagaan antara Negeri Makkah dengan Negeri Syam.

Dalam transaksi mudharabah harus memenuhi rukun mudharabah meliputi, yaitu:
  • Shahibul maal (pemilik dana/nasabah).
  • Mudharib (pengelola dana/pengusaha/bank), amal (usaha/pekerjaan).
  • Ijab dan Qabul.
Dilihat dari kuasa yang diberikan kepada pengusaha, mudharabah terbagi menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut :
  • Mudharabah Muthlaqah (investasi tidak terikat) yaitu pihak pengusaha diberi kuasa penuh untuk menjalankan proyek tanpa larangan/gangguan apapun urusan dalam proyek tersebut, dan tidak terikat dengan waktu, tempat, jenis, perusahaan, pelanggan. Investasi tidak terikat ini pada usaha perbankan syariah diaplikasikan pada tabungan dan deposito.
  • Mudharabah Muqayyadah (investasi terikat) yaitu pemilik dana (shahibul maal) membatasi/memberi syarat kepada mudharib dalam pengelolaan dana seperti, hanya untuk melakukan mudharabah bidang tertentu, cara, waktu, dan tempat tertentu saja. Bank dilarang mencampurkan rekening investasi terikat dengan dana bank atau dana rekening lainnya pada saat investasi.
Pada transaksi ini bank dilarang untuk menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan tanpa penjamin atau jaminan. Bank diharuskan melakukan investasi sendiri tidak melalui pihak ketiga. Jadi, dalam investasi terikat ini pada prinsipnya kedudukan bank sebagai agen saja, dan atas kegiatannya tersebut bank menerima imbalan berupa fee.

Pada pola investasi terikat dapat dilakukan dengan cara channelling dan executing, yakni :
  • Channelling, apabila semua risiko ditanggung oleh pemilik dana dan bank sebagai agen tidak menanggung risiko apapun.
  • Executing, apabila bank sebagai agen juga menanggung risiko dan hal ini banyak yang menganggap bahwa investasi terikat executing ini sudah tidak sesuai lagi dengan prinsip mudharabah, namun dalam akuntansi perbankan syariah diakomodir karena dalam praktiknya pola ini dijalankan oleh bank syariah.
(reksadanasyariah.net)

Selasa, 28 Agustus 2012

Termasuk Tipe Investor Yang Manakah Anda ?

Orientasi investasi keuangan setiap orang berbeda-beda. Hal ini bergantung pada kondisi ekonomi dan tingkat pemahaman serta pengetahuan seseorang terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan. Perbedaan ini akan berpengaruh kepada keputusan seseorang dalam memilih jenis investasi yang akan ia gunakan untuk mengelola kelebihan dana yang dimilikinya.

Secara umum orang yang berinvestasi (investor) ada 3 tipe yaitu :
  1. Konservatif : Sangat takut / tidak berani menghadapi resiko investasi
  2. Moderat : Bersikap berhati-hati ketika melakukan investasi dan cenderung tidak berani mengambil resiko
  3. Agresif: Disebut juga dengan Risk Taker. Tipe ini sangat berani menghadapi resiko. Risk Taker merasa tidak nyaman apabila berinvestasi pada jenis investasi yang memberikan hasil (return) kecil. Ia sangat percaya bahwa berinvestasi pada instrumen yang beresiko tinggi berarti ia berpotensi mendapatkan hasil yang tinggi (high risk - high return)
Tipe Konservatif akan memilih jenis investasi berpendapatan tetap misalnya deposito, pasar uang, reksadana pendapatan tetap dan obligasi.

Tipe Moderat akan menempatkan dananya pada jenis investasi pasar modal (ekuitas), reksadana campuran dan jenis investasi berpendapatan tetap dan dan sebagian kecil saham.

Tipe Agresif akan menempatkan dananya pada jenis investasi dominan ke saham (ekuitas). Termasuk yang manakah Anda ?

(reksadanasyariah.net)

Minggu, 26 Agustus 2012

Pedoman Berinvestasi Yang Baik

Selain investasi kekal kita, jika kita masih ingin menginvestasikan atau menabung sebagian penghasilan kita untuk hari depan kita di dunia ini, maka pikirkanlah prinsip ini: “Pada masa umumnya tingkat pengembalian suku bunga sebanding dengan resiko dan berbanding terbalik dengan waktu”. Maksudnya jika bunga tinggi ya resiko tinggi dan jika kita ingin menbung sebentar tentunya bunganya sedikit. Sedangkan jika kita berani menaruh uang kita untuk jangka panjang maka returm atau interestnya dapat lebih baik.  Dalam memilih jenis instrumen tabungan dan investasi ada beberapa panduan yang harus kita cermati diantaranya:

Tentukan tujuan penyimpanan Anda

Seorang yang menyimpan uang untuk pensiun tentunya akan memiliki perilaku yang berbeda dengan orang yang hendak menyimpan uang untuk keperluan pendidikan misalnya. Tujuan penyimpanan uang biasanya sangat terkait erat dengan jangka waktu penyimpanan dan tingkat resiko yang dapat kita tanggung. 

Tentukan jangka waktu penyimpanan kita.

Ada orang yang hendak menyimpan dalam jangka waktu singkat. Sementara orang lain memiliki waktu yang lebih panjang dalam melakukan wealth accumulation.   Seorang manajer muda berumur 28 tahun mungkin memiliki waktu 20-30 tahun untuk merencanakan masa pensiunnya dibandingkan dengan seorang direktur yag berumur 58 tahun. Secara umum jangka waktu penyimpanan akan menentukan jenis tabungan dan investasi yang terbaik bagi kita.

Tentukan tingkat resiko yang berani Anda tanggung

High return high risk, low return low risk. Beberapa dari kita memiliki mental setengah penjudi. Sementara yang lain memiliki mental safe player.Seorang yang memiliki keberanian untuk menanggung tingkat resiko tinggi biasanya memiliki karakteristik masih muda, singgle, ingin cepat kaya dan belum memiliki tanggungan. Sedangkan orang yang safe player biasanya adalah orang yang lebih dewasa, sudah mendekati masa pensiun namun masih memiliki beban finansial yang harus diselesaikan.
Selain usia, mungkin saja kepribadian kita masing masing akan menentukan tingkat resiko yang dapat kita tanggung. Seseorang yang ambisius tentunya akan berani menyimpan uangnya ke dalam instrument yang lebih beresiko untuk mendapatkan return yang lebih baik dan seterusnya.

Hitung target simpanan Anda.


Menabung tanpa target yang jelas adalah suatu kesia-siaan. (essay penulis). Jika kita menabung tentu kita harus menghitung dengan pasti berapa uang yang hendak kita kumpulkan, berapa lama dan untuk apa. Dengan demikian kita bisa menentukan dengan lebih tepat  jenis tabungan yang dapat kita pilih. Selamat menabung.

(panduan-saham.blogspot.com)

Jumat, 24 Agustus 2012

Bagaimana Merencanakan Investasi ?

Melakukan investasi bukan merupakan perkara gampang bagi sebagian orang. Mengapa? Jangankan mau memulai investasi, mendengar kata investasi saja sudah alergi.

Pemberitaan mengenai hilangnya dana nasabah, pembobolan rekening dan  investasi bodong yang marak di beberapa media membuat kita takut untuk berinvestasi.  Banyak nasabah yang mengalami kerugian investasi akibat dari praktek tidak terpuji para oknum praktisi keuangan.  Takut berinvestasi .... Pasti ....Trauma ....Iya.....kemudian bagaimana? Apakah kita lantas langsung memutuskan untuk tidak perlu berinvestasi ?...wah jangan dong....

Tidak ada di dunia ini yang bebas resiko.  Tidak ada kondisi yang akan selalu sesuai dengan harapan dan keinginan kita. Anda mungkin berkata , terus bagaimana? apa yang harus kita lakukan? Jawabannya: Stay Invested  ( Tetap Berinvestasi)

Perencanaan Investasi. Investasi itu bisa direncanakan, bahkan memang harus direncanakan. Proses perencanaan investasi ini lah yang menjadi titik awal dimana investasi anda akan berujung keberhasilan atau kegagalan.

“Perencanaan investasi adalah suatu proses bagaimana anda mengakumulasikan aset dan pendapatan rutin yang anda miliki saat ini untuk mempersiapkan kebutuhan dana yang akan terjadi di masa depan”.

Apa saja kebutuhan dana di masa depan ? Pendidikan sekolah anak Anda, dimana ia akan melanjutkan universitas,  persiapan dana pensiun anda, pernikahan putra-putri anda dan kewajiban finansial lain yang akan timbul di masa depan, itulah hal-hal yang menjadi kebutuhan di masa depan Anda.

Kewajiban-kewajiban finansial dimasa depan sudah pasti terjadi , anda tidak bisa menolak dan menghindar. Pertanyaan selanjutnya adalah : Apakah Berinvestasi Merupakan Pilihan Terbaik ?  Ya, sepanjang anda melakukan perencanaan yang tepat maka investasi merupakan pilihan terbaik.

Berikut ini beberapa langkah yang bisa anda lakukan ketika berencana melakukan Investasi :
  1. Tentukan tujuan / kegunaan dari Investasi anda. Anda harus menentukan apa tujuan anda berinvestasi.  Apakah dana yang anda investasikan hanya untuk keamanan (safety), untuk mendapatkan pendapatan rutin (routine cash flow) atau Anda mengharapkan adanya perkembangan dana (growth).  Apabila anda sudah menentukan mana yang anda pilih maka investasi anda akan berjalan sesuai dengan pilihan anda.  Banyak orang yang ketika berinvestasi,  tidak mengetahui tujuannya untuk apa. Umumnya mereka berinvestasi karena melihat atau mendengar temannya mendapat untung dadakan dan kemudian mencoba ikut-ikutan. Eh,, ketika ikutan bukannya untung malah buntung....
  2. Tentukan kapan dana investasi tersebut akan anda gunakan. Sudah semestinya anda tahu persis kapan dana anda dibutuhkan , berapa nilainya dan untuk keperluan apa. Apabila anda sudah mengetahui detil kapan dana dibutuhkan maka proses memilih kendaraan investasi yang sesuai dengan tujuan tersebut akan lebih mudah. Secara umum produk investasi sudah dibagi berdasarkan jangka waktunya : Jangka pendek (1-2 Tahun), Jangka Menengah (2-5 Tahun ) dan Jangka Panjang ( > 5 Tahun).
  3. Kenali resiko investasi. Setiap Investasi pasti mengandung resiko . Tidak ada investasi yang bebas dari resiko. Namun anda harus ingat dibalik setiap resiko pasti ada keuntungannya. Resiko dan keuntungan berjalan beriringan. Resiko tinggi pasti memiliki keuntungan tinggi begitu pula sebaliknya. Apabila anda pernah ditawari produk investasi yang tidak ada resiko namun memiliki keuntungan tinggi maka ada dua hal yang dapat kita simpulkan :  “Penjual tersebut penipu,  atau penjual tersebut bodoh”  (maaf..)
  4. Tentukan berapa besar dana yang akan diinvestasikan dan seberapa sering  anda akan menempatkan dana. Mengapa hal ini menjadi penting ? karena beberapa pilihan investasi biasanya memiliki syarat minimal penempatan investasi. Oleh karena itu anda harus mengetahui berapa jumlah dana yang akan anda investasikan.  Gunanya agar Anda langsung bisa menentukan apakah anda akan berinvestasi secara sekaligus (lump sum) atau akan rutin setiap bulan.  Ini ada kaitannya dengan metode investasi.  Kedua metode tersebut sama baiknya namun dari beberapa literatur investasi didapatkan bahwa semakin sering anda berinvestasi semakin efisien hasil dari investasi anda.
  5. Buatlah daftar pilihan kendaraan investasi. Kendaraan atau instrument investasi di pasaran banyak sekali. Mulai dari Obligasi, Saham, Reksa Dana , ETF (Exchange Traded Fund), komoditi dan option. Banyak orang mulai berinvestasi pertama kali hanya karena mereka ditawari oleh orang terdekat atau memang tidak tahu lagi jenis investasi lainnya. Kemudian ketika investasi merugi, orang tersebut menjadi trauma. Sudah sepantasnya anda melakukan riset mengenai produk yang ada dipasaran, kemudian pelajari karakter dari setiap produk. Tentukan mana yang menurut anda yang paling cocok dan sesuai dengan karakter dan tujuan investasi anda.
  6. Implementasi Anda sudah berencana, sudah tahu investasi mana yang akan anda pilih, dana sudah anda persiapkan.., nah saatnya untuk mengubah dari rencana menjadi aksi / implementasi. Banyak orang yang pintar berencana namun tidak pernah mengimplementasikan rencana tesebut. Bagaimana anda akan sampai ke tujuan apabila Anda tidak mulai berjalan. Takut....loh, khan anda sudah merencanakan dengan baik. Apabila rencana sudah dibuat sebaik mungkin maka implementasi akan berjalan sesuai dengan harapan juga.
  7. Monitor dan Evaluasi dana Investasi Anda. Monitor  investasi berguna untuk mengetahui tindakan apa yang musti dilakukan apabila rencana dan implementasi yang anda lakukan ternyata melenceng jauh. Anda akan menjadi pengambil keputusan utama mengenai tindakan apa yang harus dilakukan. Jangan hanya mengandalkan informasi dari orang lain atau advisor anda. Kejadian memilukan yang baru saja terjadi mengenai hilangnya dana nasabah hingga milyaran rupiah adalah karena investor terlalu percaya penuh dan tidak memonitor secara rutin dananya.
Realitasnya , berinvestasi memang tidak semudah membalikan tangan.. Perlu terus belajar dan tidak menyerah ketika tersandung. Dunia Investasi terus berkembang dan sangat dinamis, dimana peluang investasi terus berdatangan kepada anda. Langkah-langkah diatas bisa dijadikan acuan pertama ketika anda mau berinvestasi. Pada kesempatan selanjutnya, penulis akan menjelaskan hal lainnya yang berkaitan dengan dunia investasi dan implementasinya.

(kompas.com)

Selasa, 21 Agustus 2012

Pilih waralaba, bisnis atau investasi ?

Ada satu persamaan antara saham dan waralaba yaitu investor yang berminat kepadanya akan sama-sama menginvestasikan uangnya ke dalam suatu bisnis. Investor mendapatkan tingkat pertumbuhan dalam jangka panjang juga mendapat pendapatan usaha.

Jika tidak mendapatkan imbal hasil yang memadai pada periode waktu yang diharapkan, investor bisa rugi. Bagaimana jika modal saja yang kembali tetapi tidak ada keuntungan?

Bukankah masih lumayan dibandingkan dengan tidak mendapat apa-apa sama sekali? Itu sih sama saja rugi. Perhitungkan dengan cermat terhadap dana yang akan diputar ketika bergabung dengan sebuah franchise. Ingat tak ada jaminan bahwa bisnis Anda akan langsung dikerumuni konsumen, seterkenal apa pun merek dari produk atau jasa yang Anda jual.

Investasi awal dan biaya berlangsung

Dalam sedikit hal menjadi seorang terwarala-ba/franchisee, mirip dengan seorang investor. Anda menanamkan uang untuk mendapatkan keuntungan. Namun, dalam jauh lebih banyak hal franchisee adalah pebisnis.

Sayangnya franchisee sering kali terlalu optimistis, menganggap bahwa membeli waralaba itu artinya tinggal terima untung saja. Terlalu mengandalkan franchisor-nya atau berharap sistemnya bekerja dengan sendirinya. Mana mungkin!

Sebagai pebisnis franchisee selayaknya aktif memajukan gerainya, memastikan bahwa sistem sudah berjalan dengan baik. Jadi jangan mudah terpesona dengan perhitungan titik impas di atas kertas, yang sering kali terpampang dengan gagahnya di materi promosi franchisor.

Itu hanya ilustrasi tak ubahnya seperti agen asuransi memberikan ilustrasi pertumbuhan unitlink. Kenyataan di lapangan bisa sangat berbeda. Titik impas ini baru titik impas penjualan saja, belum balik modal.

Makanya memperhitungkan kapan balik modal dan berapa tingkat keuntungan yang memadai dari usaha waralaba, Anda akan menentukan efektivitas dari perkembangan dana pada usaha waralaba. Untuk itu, paling tidak ada dua jenis biaya dari waralaba yang harus Anda siapkan, pertama, investasi awal dan kedua, biaya berlangsung

Investasi awal adalah modal awal yang yang harus kita tanamkan atau yang dibutuhkan untuk memulai usaha waralaba, antara lain:
  • License Fee, adalah biaya pembelian hak untuk menggunakan nama merek waralaba dan konsep bisnisnya.
  • Tempat usaha. Sama seperti bisnis lain, Anda harus memiliki tempat usaha. Bentuknya bisa bermacam-macam mulai dari bangunan permanen yang dibeli atau disewa, booth, sampai toko online, sesuai spesifikasi dari franchisor.
  • Inventaris dan peralatan adalah biaya yang berkaitan dengan inventaris dan pembelian peralatan usaha.
  • Modal Kerja. Diawal usaha memerlukan modal kerja sebagai cadangan untuk penggajian, dan overhead (utilitas). Umumnya franchisor akan meminta Anda mencadangkan suplai bahan baku dan modal kerja sebesar 3-6 bulan operasional.
Biaya berlangsung adalah biaya rutin yang dibayar selama usaha beroperasi yaitu :
  • Royalti. Pemilik waralaba juga mengenakan biaya royalti yang berkelanjutan. Namun, tidak semua waralaba membebankan royalti.
  • Biaya operasional adalah biaya rutin (bulanan/tahunan) yang dikeluarkan agar usaha dapat menjalankan aktivitas usahanya.
Baik investasi awal maupun biaya berlangsung merupakan biaya yang akan memenga-ruhi keuntungan usaha. Prinsipnya makin kecil biaya makin besar keuntungan. Bagusnya saat ini bagi calon franchisee dengan kemampuan modal terbatas dapat mengajukan pembiayaan untuk usaha waralaba ke bank umum maupun bank syariah.

Titik impas

Titik Impas dapat diartikan suatu keadaan di mana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. Dengan analisis titik impas franchisee dapat memperkirakan jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan.

Rumusnya adalah biaya tetap total/(harga per unit barang yang dijual- biaya variabel per unit). Misalnya ada waralaba kebab Turki yang harga satu buah kebabnya Rp8.000 dengan biaya variabel sebesar Rp3.000 per kue dan biaya tetap total sebesar Rp7.000.000.

Titik impas berarti Rp7.000.000/(Rp8.000-Rp3.000), ketemu angka Rp1.400. Jadi usaha waralaba Anda harus menjual 1.400 buah kebab Turki pada harga Rp8.000 supaya impas.

Jika setiap hari gerai Anda bisa menjual minimum 10 buah kebab, titik impas akan tercapai dalam waktu 4-5 bulan. Untuk mendapatkan keuntung-an Anda tinggal menambahkan margin pada harga kebabnya.

Dari contoh ini dapat kita lihat bahwa pada titik ini (pengeluaran sama dengan pendapatan) kita tidak merugi dan juga tidak untung dan tentu saja pada titik ini pengembalian investasi masih jauh dari yang diharapkan.

Anda juga harus menanyakan tentang pendapatan yang sebenarnya dari franchisee yang lain, bukan mengenai hasil yang dijanjikan oleh franchisor.

Tingkat keuntungan

Tingkat keuntungan atau balik modal didefi-ni-sikan sebagai persentase dari pendapatan yang diperoleh dari suatu investasi, setelah dikurangi biaya. Masalahnya balik modal waralaba tidak seperti bunga deposito yang tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan kinerja usaha.

Begitu Anda menanam investasi awal waralaba, maka modal pokok ini harus terus berputar. Karena waralaba adalah investasi aktif bukan pasif seperti pada instrumen keuangan, di mana diri Anda juga secara aktif terlibat di situ. Oleh karena itu balik modal waralaba diharapkan lebih tinggi dari investasi pada instrumen keuangan.

Balik modal waralaba akan berkaitan langsung dengan jenis bisnis, model bisnis, dan kondisi pasar dan setidaknya sebagian oleh keterampilan dan keahlian manajemen Anda dalam mengelola usaha.

Dalam waralaba besar kecilnya investasi tidak selalu berkorelasi dengan tingkat keuntungan, melainkan harus dikombinasi dengan waktu, bakat dan keterampilan manajemen Anda sendiri. Oleh karena itu penting untuk berhati-hati memilih waralaba yang cocok dengan minat dan pengalaman Anda.

(bisnis.com)