Selasa, 30 Oktober 2012

Memenuhi Kebutuhan Proteksi dan Investasi Anda

PARA pembaca yang terhormat, tentu tidak salah bila saya mengatakan bahwa Anda pasti menginginkan kekayaan Anda terus tumbuh dan berkembang.

Faktanya, penghasilan Anda akan terus bertumbuh seiring dengan berkembangnya karier Anda. Bila Anda seorang karyawan perusahaan,penghasilan Anda akan terus bertumbuh sampai pada suatu titik ketika Anda memasuki masa pensiun.Pada momentum tersebut,penghasilan Anda secara otomatis mulai menurun.

Yang perlu Anda perhatikan,di sepanjang rentang waktu tersebut Anda perlu mencari cara efektif untuk menginvestasikan kekayaan sehingga tujuan investasi Anda bisa tercapai. Menurut beberapa buku referensi, Anda mesti mengetahui secara pasti tujuan yang ingin Anda capai dalam berinvestasi. Saya akan menyajikan gambaran umum tentang empat kelompok tujuan berinvestasi, yakni (1) Capital Preservation, (2) Capital Growth,(3) Income (4) Likuiditas.

Tujuan Investasi

Pertama,capital preservation adalah jenis investasi yang bertu-juan melindungi nilai dari aset yang Anda investasikan. Dalam hal ini, Anda tidak mau kehilangan aset awal yang Anda investasikan.Anda pun menginginkan agar nilai aset tidak berkurang. Tipe investasi jenis ini biasanya dalam bentuk investasi kekayaan atau aset Anda pada instrumen investasi yang berisiko rendah. Imbal hasil yang Anda dapatkan pun rendah.Umumnya strategi investasi ini berlaku bagi investor pada usia mendekati masa pensiun.Mengapa demikian? Sebab, mereka tidak mempunyai waktu panjang untuk menunggu pengembalian aset bila tiba-tiba terjadi penurunan pasar secara signifikan.

Kedua, capital growth yang bertujuan mengembangkan kekayaan dan aset yang Anda miliki. Misalnya, Anda melakukan investasi untuk meningkatkan nilai pasar dari jumlah investasi semula.Tipe investasi jenis ini berisiko tinggi dan potensi imbal hasil yang bisa Anda peroleh juga tinggi.

Ketiga, investasi yang berorientasi incomebertujuan memperoleh pendapatan rutin dari investasi yang Anda lakukan. Dalam hal ini, Anda mengharapkan satu penghasilan rutin sebagai tujuan investasi. Misalnya, Anda berinvestasi dalam bentuk deposito,instrumen surat utang (bond) dengan pembayaran bunga, atau investasi saham yang memberikan dividen kepada Anda secara rutin.

Keempat, investasi yang berorientasi likuiditas merupakan jenis investasi yang bisa dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu yang singkat.Atau,Anda bisa mendapatkan uang setiap waktu manakala pasar bersedia membeli instrumeninvestasi Anda.Dalamhalini,Andaberinvestasidenganharapanmendapatkan likuiditas secara cepat.

Para pembaca yang budiman, instrumen investasi Anda saat ini mungkin bisa memenuhi keempat kategori tujuan investasi di atas.

Meskipun demikian,Anda harus mengetahui prioritas tujuan investasi karena hal tersebut akan menentukan tipe instrumen investasi dan strategi investasi yang akan Anda tempuh. Bila Capital Preservation menjadi tujuan investasi Anda yang utama, misalnya, Anda tidak disarankan untuk berinvestasi pada instrumen saham. Anda mungkin juga memiliki prioritas yang berbeda dalam setiap fase kehidupan yang berbeda pula.

Dalam hal ini,Anda memiliki tujuan investasi yang berbeda.Karena itu, penting bagi Anda untuk meninjau ulang tujuan dan strategi investasi Anda secara berkala. Terkait dengan tujuan dan strategi investasi tersebut, tahukah Anda bahwa sebuah kontrak yang dapat memenuhi kebutuhan investasi tersedia bagi Anda?

Pada saat yang sama, kontrak tersebut bisa memberikan perlindungan keuangan bagi Anda bila satu kejadian tak terduga/kemalangan menimpa Anda.Jenis kontrak yang dimaksud adalah polis asuransi jiwa yang dikaitkan dengan investasi atau disebut polis asuransi jiwa unit link.

Mengapa demikian? Karena polis asuransi jiwa unit link bisa menyediakan berbagai alternatif subdana investasi yang dapat disesuaikan dengan tujuan investasi setiap nasabah. Subdana investasi yang dimaksud menjadi bagian dari polis asuransi unitlink tersebut.

Dengan demikian, produk asuransi jiwa unit link bermanfaat untuk meningkatkan kekayaan,mengakumulasi kekayaan, dan melindungi para nasabah dari risiko hilangnya sumber pendapatan.Bukan hanya itu, unit link memiliki fleksibilitas untuk mengalihkan dana dari satu subdana investasi ke subdana investasi lainnya. Setiap premi yang Anda bayar selalu di-alokasikan untuk proteksi dan investasi. Proporsi antara besarnya proteksi dan investasi dalam polis unit link yang Anda miliki bergantung pada ekspektasi Anda.

Semakin tinggi pertanggungan risiko yang Anda harapkan,semakin besar unit premi yang Anda bayar untuk biaya asuransi.Ketika Anda lebih mengutamakan proteksi pada polis unit link, lebih sedikit unit yang dapat diakumulasi untuk dibelikan unit investasi,demikian juga sebaliknya.

Selain memberikan jalan keluar untuk tujuan investasi setiap nasabah, polis unit link juga memberikan perlindungan dari risiko keuangan yang berkaitan dengan kematian, cacat, dan munculnya penyakit. Menyadari begitu banyaknya manfaat proteksi asuransi jiwa,seyogianya Anda segera mengambil langkah bijak,yakni membeli polis asuransi jiwa unit link demi kesejahteraan keluarga. Selamat berasuransi jiwa.

(EDDY KA BERUTU - Okezone)

Jumat, 26 Oktober 2012

Masyarakat Mulai Berinvestasi yang Tak Biasa

Masyarakat Indonesia dinilai sudah mulai sadar akan pentingnya berinvesatasi, namun demikian investasi yang dilakukan tidaklah selalu pada instrumen investasi biasa.

Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo menyatakan bahwa saat ini tingkat investasi orang Indonesia cukup tinggi, namun demikian investasi tersebut tidak selalu pada surat berharga, valuta asing ataupun saham.

"Investasi orang Indonesia tinggi tapi beda-beda caranya. Misalnya orang Madura investasi ke sapi," terang Hadi di Jakarta, baru-baru ini.

Dia melanjutkan, investasi tersebut dilakukan karena masyarakat lebih memilih membeli benda ketimbang melakukan investasi di perbankan. Pasalnya investasi di perbankan, kata dia, memberikan bunga yang rendah sehingga tergerus oleh inflasi.

"Kalau anda menyimpan uang di bank, bunganya rendah kan sekira dua persen. Kalau inflasi lima persen saja setahun berarti anda rugi tiga persen," ungkapnya.

Sebelumnya, dia juga menuturkan salah satu faktor yang memberikan tekanan pada inflasi karena masyarakat lebih memilih investasi pada emas ketimbang pada perbankan. "Banyak orang yang tertarik investasi di emas. Sebabnya, banyak yang tidak percaya investasi di bank. karena rendahnya bunga bank," ungkap Hadi.

(Martin Bagya Kertiyasa - Okezone)

Selasa, 23 Oktober 2012

Investasi di Pasar Modal: Pilih Langsung atau Lewat Manajer Investasi?

Investasi di pasar modal bisa dilakukan investor dengan dua cara, langsung atau tidak langsung. Kalau yang dipilih investasi langsung berarti investor menentukan dan mengelola sendiri produk yang menjadi sasaran investasinya. Sedangkan bila yang dipilih investasi tak langsung, berarti pengelolaan investasinya dilakukan oleh manajer investasi. Lalu mana yang lebih menguntungkan, mengelola sendiri atau menyerahkan kepada manajer investasi?

Ilustrasi pertanyaan di atas merupakan pertanyaan yang kerap muncul pada calon investor yang akan berinvestasi di pasar modal. Terlebih lagi mereka umumnya tahu bahwa investasi di pasar modal merupakan bentuk investasi yang pada hakekatnya tidak langsung? Investasi dikatakan sebagai suatu upaya mengelola uang dengan cara menyisihkan sebagian dari uang tersebut untuk ditanam dalam bidang-bidang tertentu dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa datang. Sementara itu orang atau setiap pihak yang melakukan upaya tersebut dikatakan sebagai investor.

Selanjutnya dalam aktivitas investasi pakar membagi dua bentuk investasi yakni� langsung (direct) dan tidak langsung (indirect).� Yang dimaksud dengan investasi langsung dalam teori investasi secara umum adalah upaya mengelola uang atau aset secara langsung pada jenis atau bidang usaha tertentu misalnya mendirikan pabrik, mendirikan toko atau membentuk perusahaan atau bisa pula berupa membeli tanah, rumah dan bangunan atau membeli emas dan sebagainya,� untuk kemudian dijual kembali. Investasi langsung disebut juga sebagai investasi nyata (real investment).

Sementara itu penjelasan mengenai indirect investment atau investasi tidak langsung merupakan aktivitas menanam uang secara tidak langsung melalui suatu jenis usaha tertentu seperti membeli saham, obligasi, menanam uang pada deposito di bank dan sebagainya. Investasi tidak langsung disebut juga sebagai investasi keuangan (financial investment). Jadi pengertian investasi secara teori memperlihatkan bahwa investasi di pasar modal tergolong sebagai investasi tidak langsung alias indirect investment. Nah, kalau investasi di pasar modal sudah masuk kategori tidak langsung, kenapa pula banyak pelaku pasar yang mengatakan bahwa investasi di pasar modal bisa dilakukan secara langsung?

Penjelasannya begini. Yang dimaksud berinvestasi di pasar modal masuk kategori langsung, apabila investor mengelola sendiri investasinya. Produk yang menjadi sasaran investasi (saham atau obligasi) dikelola sendiri, harga, jumlah saham yang dibeli serta berbagai risiko yang ada dianalisa sendiri oleh investor. Dalam investasi langsung ini setidaknya investor memahami dan mengetahui bahwa setiap bentuk dan jenis investasi memberikan tingkat keuntungan dan risiko yang berbeda-beda. Semakin besar kemungkinan tingkat keuntungan dari suatu investasi maka semakin besar pula tingkat risikonya. Mengelola risiko guna mendapatkan hasil yang optimal sangat dipahami oleh investor, sehingga ia dikatakan sebagai berinvestasi di pasar modal secara langsung.

Selain paham dan mengerti tentang seluruh aspek (karakteristik produk, trend pasar dan sebagainya), konsekuensi logis dari investor yang memilih aktivitas investasi langsung di pasar modal adalah nilai modal yang diinvestasikan. Untuk membeli saham saja minimal volume pembelian adalah satu lot (setara dengan 500 lembar). Jadi kalau harga per lembar saham ada pada kisaran Rp1.000 dengan demikian dana yang harus disiapkan adalah Rp500 ribu. Itu baru pada produk saham. Kalau investasi dilakukan investor dalam membeli obligasi tentunya dana yang disiapkan jumlah lebih besar lagi, sebab denominasi (pecahan obligasi) umumnya cukup besar. Kalau obligasi yang diterbitkan pemerintah seperti ORI denominasinya ada yang Rp 1 juta, sedangkan kalau yang diterbitkan korporasi denominasinya lebih besar lagi ada yang minimal Rp 1 miliar. Walhasil dengan fakta tersebut dalam investasi langsung di pasar modal, setidaknya dibutuhkan dana yang cukup besar. Apalagi bila investor itu akan membentuk portofolio guna menekan risiko dan mengoptimalkan keuntungan. Dana dan biaya yang ditempatkan tentunya lebih besar lagi.

Atas dasar itu, maka pelaku pasar modal menawarkan investasi di pasar modal yang aktivitasnya tidak langsung. Dikatakan tidak langsung karena investor gak perlu lagi berpikir, tentang kondisi pasar, karakteristik produk dan sasaran investasi produk yang akan dibeli (saham atau obligasi dan sebagainya). Di samping itu� investor yang memilih aktivitas investasi tidak langsung (indirect investment)� ini membawa dananya� untuk diinvestasikan di pasar modal. Pendeknya ongkos dan biayanya relatif kecil dan disesuaikan dengan kemampuan investor.

Untuk berinvestasi secara tidak langsung ini, pilihan produknya hanya satu yakni reksa dana. Kendati produknya hanya satu yakni reksa dana, tapi jenis reksa dana variasinya cukup banyak. Ada reksa dana� saham, reksa dana obligasi, reksa dana campuran, reksa dana pasar uang, reksa dana tematik dan reksa dana khusus. Reksa dana khusus dan reksa dana tematik ini dibuat dengan tujuan tertentu. Tujuan tertentu biasanya terkait dengan produk yang menjadi pilihan.

Proses manajemen investasi yaitu bagaimana seorang manajer investasi mengelola uang. Proses ini membutuhkan suatu pemahaman terhadap berbagai jenis investasi, cara penilaian investasi tersebut, dan berbagai strategi yang dapat digunakan untuk menyeleksi jenis investasi yang seharusnya dimasukkan dalam portofolio untuk dapat mencapai tujuan-tujuan investasi. Jadi ia tak perlu lagi direpotkan dengan ekspektasi, analisa dan peramalan yang terkait dengan pergerakan harga portofolio yang ada di reksa dana itu, karena telah dikelola dan diperhitungkan oleh manajer investasi. Jadi pada sisi inilah banyak investor pemula dengan modal terbatas disarankan untuk berinvestasi di reksa dana ini. Alasannya tidak lain karena proses pengelolan risiko dan return dilakukan oleh manajer investasi. Pengelola risiko dan return kepada manajer investasi ini dikatakan sebagai aktivitas investasi tak langsung di Pasar Modal.

 (Okezone)

Jumat, 19 Oktober 2012

3 Alasan Investasi di Indonesia Terganggu

Investasi Amerika Serikat (AS) di ASEAN, khususnya Indonesia memang masih belum terlalu besar seperti dengan Uni Eropa. Ada beberapa hal yang menghambat investasi ini terus mengalir.

"Ada banyak kekhawatiran yang membuat investasi ini terhambat. Hal ini harus segera dirubah secepatnya," ucap Duta Besar AS untuk ASEAN David Carden di kediamannya, Jakarta, Rabu (27/7/2011).

Menurutnya, wilayah ASEAN khususnya, harus berkaca apa yang menyebabkan perusahaan-perusahaan asing enggan untuk melakukan investasi lebih di wilayah Asia Tenggara. 

"Ada alasan mengapa perusahaan ataupun pribadi enggan untuk melakukan investasi di wilayah ini. Hambatan itu melebar dari korupsi, hingga sistem hukum yang tidak berfungsi hingga minimnya tranparansi di masyarakat," tuturnya.

Carden juga menyebutkan investasi di Indonesia. Tahun lalu AS menjadi investor terbesar kedua di Indonesia. Namun dirinya mengharapkan dengan kerja sama yang akan lebih ditingkatkan dan jumlah investasi ini dapat terus meningkat.

Sementara Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia Ted Osius memaparkan tiga masalah yang dihadapi oleh perusahaan untuk melakukan investasi di negara ini.

"Saya melihat ada tiga masalah yang perlu diperhatikan yang dihadapi dalam masalah investasi di Indonesia. Masalah pertama adalah infrastruktur, kedua adalah korupsi dan terakhir adalah regulasi yang tidak jelas," Menurut diplomat yang selalu mengurus masalah investasi perusahaan AS di Indonesia ini.

Terlepas dari masalah ini, Dubes Carden dan Wakil Dubes Osius menilai masih menyimpan peluang besar untuk investasi. Tetapi perlu adanya pemecahan hambatan investasi agar lancar masuk ke ASEAN pada umumnya dan Indonesia pada khususnya.

(Fajar Nugraha - Okezone)

Selasa, 16 Oktober 2012

Tips & Saran Tentang Investasi Bursa Saham

Saat ini, salah satu sumber investasi yang sedang naik daun adalah investasi di bursa saham. Bahkan, di Indonesia, belakangan nilai harga saham gabungan (IHSG) mencapai rekor sejarah hingga di atas 3800. Tak heran, jika kini, orang berbondong-bondong mencoba “mengadu untung” di bursa saham. Ditambah lagi, banyak perusahaan manajemen investasi yang bisa membantu mempermudah proses investasi bagi individu. Sehingga, semua seolah makin dipermudah.

Tapi, sadarkah bahwa resiko berinvestasi di dunia saham juga sangat besar. Seperti istilah “high risk high return”, maka risiko rugi pun juga cukup besar.

Agar bisa tetap memaksimalkan keuntungan, raja saham dunia, Warren Buffet dalam sebuah wawancara menyebutkan: “Pertama, jika melihat investasi terlihat sangat bagus, mungkin memang itu sebenarnya. Kedua, selalu lihat berapa yang dihasilkan seseorang sebelum dia membantu Anda. Ketiga, jangan terjebak utang.” Sederhana. Tapi, itulah yang dilakukan Warren Buffet sehingga bisa menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Berikut beberapa hal lain yang dipertimbangkan Warren Buffet agar investasi di bursa saham makin pasti…
  • Apakah perusahaan berjalan dalam industri dengan ekonomi yang baik, bukan dalam suatu industri yang berdasarkan kompetisi harga?
  • Apakah perusahaan memiliki monopoli konsumen atau merek memiliki loyalitas tinggi pada konsumennya?
  • Dapatkah perusahaan lain dengan kelimpahan sumber daya bersaing dengan sukses dengan perusahaan itu?
  • Apakah pendapatannya terus meningkat dengan margin yang baik dan konsisten?
  • Apakah rasio utang terhadap ekuitas rendah atau laba terhadap rasio utang tinggi? Ini untuk mengindikasikan apakah perusahaan dapat membayar utangnya bahkan di tahun ketika pendapatannya lebih rendah dari rata-rata.
  • Apakah perusahaan memiliki return yang tinggi dan konsisten pada modal yang diinvestasikan?
  • Apakah perusahaan mampu mempertahankan laba untuk pertumbuhan?
  • Apakah perusahaan menginvestasikan pendapatan untuk peluang bisnis yang baik?
  • Apakah manajemen di perusahaan tersebut memiliki track record yang baik?
  • Apakah perusahaan fleksibel untuk menyesuaikan harga saat terjadi inflasi?
(cigna.co.id)

Jumat, 12 Oktober 2012

Strategi-Strategi Dalam Investasi Saham

Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana para pialang melakukan transaksi jual-beli surat berharga dengan berbagai perangkat aturan yang ditetapkan di Bursa Efek tersebut. Ada beberapa pilihan teknik strategi yang dapat dilakukan oleh para investor terhadap kegiatan berinvestasi saham :

a. Teknik Analisis
Teknik analisis adalah teknik yang memperhatikan dan menganalisa fluktuasi harga saham yang membentuk trend dengan melihatnya secara individu dan keseluruhan saham pada pasar modal. Cara ini memang tidak dapat menebak pergerakan harga dengan tepat, namun cukup membantu dalam mengambil keputusan.

b. Analisis Fundamental
Analisa fundamental adalah menganalisis berbagai faktor yang berhubungan dengan saham yang akan kita pilih melalui analisis perusahaan, analisis industri dan analisis ekonomi dan pasar makro mikro serta metode-metode analisis lain untuk mendukung analisa saham yang akan dipilih. Info analisis fundamental bisa didapat melalui media massa, media cetak, media elektronik, perusahaan sekuritas, pakar pasar modal, dan lain sebagainya.

c. Strategi Beli Dan Tahan
Jika anda yakin suatu saat suatu saham akan memiliki peningkatan nilai maka anda bisa membeli saham tersebut dan menyimpannya hingga saat yang tepat sehingga anda dapat melepasnya / menjualnya. Terkadang ada saham dari perusahaan yang saat ini kondisinya biasa-biasa saja, namun anda yakin suatu saat perusahaan tersebut akan maju pesat. Jika anda sangat yakin anda bisa menginestasikan uang anda pada saham perusahaan tersebut lalu menyimpannya hingga saat yang tepat untuk melakukan aksi jual.

d. Index Funds/ DanaIndeks
Indeks merupakan gabungan dari beberapa dana segar dan dana pensiun yang merupakan duplikasi dari indeks pada pasar modal. Dari indeks yang ada, anda bisa memilih portfolio investasi mana yang di masa mendatang dapat memberikan gain / keuntungan pada anda serta menghindari loss / kerugian yang mungkin dapat terjadi pada investasi anda.

(Hendra/wealthindonesia.com)

Selasa, 09 Oktober 2012

Mengapa Menginvestasikan Uang Anda Dalam Saham

Ada banyak alasan untuk berinvestasi dalam saham tapi saya akan memberikan Anda alasan yang paling menguntungkan. Bila Anda membeli saham maka Anda benar-benar menjadi seorang pemilik sebagian dari perusahaan.

Bahkan jika Anda melakukan penelitian dengan seksama, maka Anda dapat memiliki perusahaan yang sangat sukses yang akan memeberikan keuntungan kepada Anda di tahun-tahun mendatang.

Pada umumnya, saham rata-rata tumbuh lebih dari 10% setahun dan itu lebih banyak dari sertifikat deposito (CD) di bank lokal Anda.

Risiko yang minimal adalah jika Anda tidak menaruh semua uang Anda pada satu saham tertentu atau pada perusahaan yang sejenis. Untuk memperkecil resiko, sebaiknya Anda mendiversifikasikan sebagian uang Anda ke perusahaan lain.

Anda akan mengambil bagian dalam roda pembangunan dan Anda juga dapat belajar lebih banyak dan lebih lanjut tentang keuangan Anda.

Anda akan membantu perekonomian ketika perusahaan pertama kali menjual sahamnya kepada publik mereka memiliki apa yang disebut Penawaran Umum Perdana yang membawa uang bagi perusahaan dan membantu mereka berkembang.

Sekarang Anda dapat memahami bahwa dengan menginvestasikan uang Anda pada saham, maka hal itu benar-benar merupakan hal yang baik. Dan jika Anda memiliki budget yang berlebih dan Anda juga siap untuk menerima kerugian (karena harga saham juga bisa turun) maka anda harus mempertimbangkan dengan serius belajar lebih banyak tentang pasar saham dan menginvestasikan sebagian uang Anda di dalamnya .

(bisnisdaninvestasi.com)

Jumat, 05 Oktober 2012

Bagaimana Melakukan Investasi pada Hedge Fund

Investor yang ingin melakukan investasi pada hedge fund harus bertanya kepada pemain pasar dan membuka kuping  selebar-lebarnya untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan hedge fund. Hanya kalangan terbatas saja yang dapat mengetahui tentang hedge fund tersebut karena sangat riskan bila diketahui publik .

Investasi pada hedge fund sebaiknya mengikuti prose’s tahapan sebagai berikut :
Pertama menentukan tujuan dari investasi. Tujuan investasi yang dimaksud termasuk time horizon dan batasan dana yang dimiliki.di tahap pertama ini termasuk juga untuk menentukan ke dalam bentuk instrumen investasi apa dana tersebut diinvestasikan.

Kedua, memilih struktur dan strategi yang tepat. Pengendalian dan kustodian dibutuhkan untuk seluruh asset yang diinvestasikan, maka investasi harus dibuat melalui akun yang terpisah, bila tidak dibutuhkan maka pada reksa dana yang ada dapat dilakukan. Sedangkan strategi yang dipilih harus didasarkan pada ekspektasi yang beralasan yaitu mencapai tujuan kinerja yang disepakati, memenuhi parameter yang ditentukan pada awal dan dioperasikan sesuai struktur hedge fund yang dipilih.

Ketiga , memilih hedge fund yang dikelola oleh manajer investasi yang telah mempunyai track record.

Dalam memilih hedage fund , para investor harus melakukan analisis kuantitatif dan kualitatif. Kedua analisis tersebut sangat penting agar dana yang diinvestasikan kepada hedge fund tersebut betul-betul habis seluruhnya.

(Merlina halim/wealthindonesia.com)

Selasa, 02 Oktober 2012

Bagaimana Berinvestasi di Bursa Efek

Apabila kita ambil perumpamaan, Bursa Efek ibaratnya seperti PD Pasar Jaya yaitu selaku pengelola pasar dimana kios-kiosnya disewakan kepada pedagang. Pedagang disini adalah broker atau perusahaan efek. Sementara pembelinya disebut sebagai investor atau pemodal.

Jadi pembeli tidak berhubungan langsung dengan PD Pasar Jaya, melainkan berhubungan langsung dengan pedagang. Yang berhubungan dengan PD Pasar Jaya adalah para pedagang yang menempati kios tersebut.

Pada dasarnya, jika anda ingin melakukan pembelian maupun penjualan saham maka anda harus berhubungan dengan perusahaan efek atau biasa disebut broker atau perusahaan pialang yang menjadi anggota bursa.

Perusahaan efek ini memiliki wakilnya di Bursa Efek yang biasa disebut pialang. Pialang tersebutlah yang akan melakukan transaksi atas permintaan yang anda berikan baik untuk jual maupun untuk beli. Pialang tersebut dapat juga memberikan anjuran atau berbagai nasihat lainnya sehubungan dengan rencana investasi anda. Atas jasanya itu, maka anda wajib membayar biaya komisi kepada pialang.

Pada dasarnya, tidak ada batasan minimal dana dan jumlahnya untuk membeli saham. Dalam perdagangan saham, jumlah yang dijualbelikan dilakukan dalam satuan perdagangan yang disebut lot.

Di BEI, satu lot berarti 500 saham. Itulah batas minimum pembelian saham. Lalu dana yang dibutuhkan menjadi bervariasi karena beragamnya harga saham-saham yang tercatat di Bursa. Namun, pada umumnya perusahaan efek menetapkan jumlah saldo minimum agar anda dapat menjadi nasabah perusahaan efek tersebut dan melakukan transaksi jual beli saham melalui perusahaan tersebut. Pada umumnya, nilai minimum tersebut adalah sejumlah Rp 20.000.000.

(Yunita Anwar/wealthindonesia.com)