Pengembangan investasi di luar Pulau Jawa
perlu dirangsang oleh pemerintah. Pengamat ekonomi Aviliani
mengungkapkan, seringkali para investor lebih berhati-hati untuk
melakukan investasi di luar Pulau Jawa.
"Biasanya kalau investasi
di luar Pulau Jawa jika bukan pemerintah yang mengadakan, orang tidak
mau investasi. Karena investasi di luar Jawa pengembaliannya lebih
lambat dibandingkan dengan investasi di Pulau Jawa," ungkapnya kepada Okezone, di Jakarta, Kamis (26/7/2012).
Aviliani
melanjutkan, investasi tersebut awalnya harus dimasuki oleh kalangan
pemerintah sehingga nantinya para pihak swasta pun akan tertarik untuk
menanamkan investasinya di luar Pulau Jawa.
"Memang harus
dimasuki oleh pemerintah dulu sehingga akan dibeli oleh swasta. Atau
kalau enggak BUMN dulu nanti akan diikuti oleh swasta. Nah, ini yang
tidak terjadi di kita," paparnya.
Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) mencatat jika realisasi penanaman modal di luar Jawa pada
kuartal II-2012 sebesar Rp34,7 triliun. Jumlah ini menurun Rp1,6 triliun
dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp33,1
triliun.
"Penurunan tersebut karena investor beralih dari sektor
pertambangan dan perkebunan ke sektor manufaktur," kata Kepala BKPM
Chatib Basri.
Menurut dia, turunnya harga komoditas membuat sektor-sektor tersebut beralih ke industri manufaktur. "Namanya reverse effect. Kalau semua turun itu pindah ke manufaktur," imbuhnya.
Sedangkan
untuk investasi di Pulau Jawa tercatat mengalami peningkatan menjadi
Rp42,2 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar
Rp289 triliun.
(R Ghita Intan Permatasari - Okezone)
Uji VGA Card HD-465X-YAF2
11 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar