Jumat, 16 November 2012

Investor Lebih Berhati-hati Investasi di Luar Jawa

 Pengembangan investasi di luar Pulau Jawa perlu dirangsang oleh pemerintah. Pengamat ekonomi Aviliani mengungkapkan, seringkali para investor lebih berhati-hati untuk melakukan investasi di luar Pulau Jawa.

"Biasanya kalau investasi di luar Pulau Jawa jika bukan pemerintah yang mengadakan, orang tidak mau investasi. Karena investasi di luar Jawa pengembaliannya lebih lambat dibandingkan dengan investasi di Pulau Jawa," ungkapnya kepada Okezone, di Jakarta, Kamis (26/7/2012).

Aviliani melanjutkan, investasi tersebut awalnya harus dimasuki oleh kalangan pemerintah sehingga nantinya para pihak swasta pun akan tertarik untuk menanamkan investasinya di luar Pulau Jawa.

"Memang harus dimasuki oleh pemerintah dulu sehingga akan dibeli oleh swasta. Atau kalau enggak BUMN dulu nanti akan diikuti oleh swasta. Nah, ini yang tidak terjadi di kita," paparnya.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat jika realisasi penanaman modal di luar Jawa pada kuartal II-2012 sebesar Rp34,7 triliun. Jumlah ini menurun Rp1,6 triliun dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp33,1 triliun.

"Penurunan tersebut karena investor beralih dari sektor pertambangan dan perkebunan ke sektor manufaktur," kata Kepala BKPM Chatib Basri.

Menurut dia, turunnya harga komoditas membuat sektor-sektor tersebut beralih ke industri manufaktur. "Namanya reverse effect. Kalau semua turun itu pindah ke manufaktur," imbuhnya.

Sedangkan untuk investasi di Pulau Jawa tercatat mengalami peningkatan menjadi Rp42,2 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp289 triliun.

(R Ghita Intan Permatasari - Okezone)

0 komentar:

Posting Komentar