Jumat, 28 September 2012

3 Alasan Berinvestasi Emas

Emas selalu diperbincangkan dalam kurun waktu 75 tahun terakhir. Dengan keadaan ekonomi dunia yang fluktuatif, dan masa depan ekonomi begitu banyak negara masih belum pasti, banyak investor telah mengubah strateginya untuk menjadikan emas sebagai investasi yang aman sampai ekonomi dunia setidaknya menunjukkan tanda-tanda menuju stabilitas. Meskipun profit margin investasi emas selama 80 tahun terakhir ini tidak terlalu spektakuler, setiap portofolio investor harus memiliki logam mulia ini di dalamnya.

Berikut adalah 3 Alasan mengapa investasi emas sangat dianjurkan:

1. Investasi Terbaik Pada Saat Ketidakpastian
Kita belum pernah melihat ketidakpastian ekonomi yang begitu tinggi kecuali pada masa sekarang ini. Emas adalah perangkat yang mudah sebagai sarana penyimpanan kekayaan terbaik, bahkan walaupun dunia ini mengalami ke kekacauan politik dan ekonomi. Selama ribuan tahun Emas telah menjadi standar kekayaan di seluruh dunia, dan akan terus selama ribuan tahun yang akan datang.

2. Emas adalah Lebih dari Sekedar Alat Penyimpanan kekayaan
Tidak seperti banyak investasi yang cenderung memiliki nilai yang mendasari dengan cara yang tak berwujud seperti uang kertas, emas tidak hanya merupakan penyimpanan kekayaan, tetapi juga merupakan komoditas yang diperlukan dalam berbagai produk komputer, mobil, perhiasan, proses produksi sejumlah teknologi, dan lain lain. Ini berarti bahwa emas mempunyai multi dimensi.

3. Mudah untuk berinvestasi Emas
Emas sangat mudah untuk dibeli dan dijual. Anda dapat membeli koin fisik atau batangan dan menyimpannya dalam safe deposit box atau brankas pribadi, atau Anda dapat berinvestasi pada reksa dana exchange traded, saham Gold. Kemudahan pembelian dan penjualan aset proses membuat lebih likuid, dan lebih mudah untuk menjualnya jika Anda merasa perlu untuk mengubahnya menjadi uang tunai.

(bisnisdaninvestasi.com)

Selasa, 25 September 2012

5 Hal Yang Wajib Anda Ketahui Sebelum Berinvestasi Emas dan Perak

Investasi logam mulia dapat menjadi pengalaman yang sangat menarik jika Anda baru saja memulai. Namun demikian, ada beberapa perangkap yang Anda harus hindari sebelum membeli emas maupun perak. Kami telah membuat daftar 5 hal paling penting yang harus Anda ketahui sebelum menginvestasikan uang Anda pada produk logam mulia.
  1. Berhati-hatilah terhadap investasi koin antik logam mulia – Koin antik logam mulia adalah merupakan koin langka dari logam mulia yang bernilai tinggi. Jika Anda ingin berfokus pada investasi logam mulia, maka sebaiknya Anda hindari pembelian koin antik ini, yang pada dasarnya memerlukan biaya yang sangat mahal.
  2. Sebaiknya Anda hanya membeli logam mulia berbentuk koin atau batangan – maksudnya adalah, produk yang Anda beli adalah berbentuk koin atau batangan yang diproduksi murni dari emas atau perak serta diproduksi secara masal. Produk seperti ini hanya dibuat untuk tujuan investasi, memungkinkan Anda memperoleh nilai investasi yang tinggi ketika membeli emas maupun perak.
  3. Membandingkan harga dari beberapa dealer yang berbeda – hal ini mungkin terdengar jelas, tetapi banyak orang yang terlalu fanatik untuk membeli logam mulia di tempat pertama mereka menemukannya. Melakukan hal ini sama saja dengan menelan mentah-mentah harga yang kemungkinan terlalu mahal untuk Anda, apalagi jika ternyata dealer lain bisa memberikan harga yang lebih murah untuk barang jenis yang sama. Jangan Anda anggap remeh hal ini, karena hal ini sering pula terjadi.
  4. Diversifikasikan investasi emas dan perak Anda – investasi logam mulia tidak berbeda dengan investasi saham dan obligasi lainnya. Anda ingin memastikan bahwa Anda membeli bermacam-macam koin emas dan perak dari pemerintah atau negara yang berbeda, bahkan mungkin juga dari perusahaan yang berbeda.
  5. Membeli berbagai denominasi koin emas – ada 1/10 ons, ¼ ons, ½ ons, dan 1 ons koin yang tersedia. Anda tidak ingin membeli semua satu ons koin karena jika harga emas merangkak tinggi, Anda mungkin tidak ingin menjual seluruh ons emas secara sekaligus.
Mengetahui apa yang harus dilakukan dan kapan harus melakukannya adalah merupakan 90% dari pertempuran ketika berinvestasi. Lebih penting untuk diketahui bahwa Anda sebaiknya berinvestasi di emas dan perak selama keadaan ekonomi sedang menurun.

Jumat, 21 September 2012

Berinvestasi Emas

Berinvestasi Emas adalah merupakan taktik lama untuk menempatkan uang Anda agar tumbuh dan juga sebagai asuransi untuk bahaya yang tak dapat terlihat di masa depan. Berinvetasi emas adalah merupakan investasi yang cair dan nyata. Ada begitu banyak motif di balik investasi emas. Salah satu diantaranya adalah dengan harapan akan ada selisih nilai emas di masa depan, alasan lainnya adalah karena banyak orang yang menyukai logam mulia ini, dan boleh jadi alasannya adalah untuk berspekulasi harga, dan sebagainya.

Emas adalah merupakan item perdagangan, penyimpan nilai, asuransi investasi, dan lain-lain. Anda memiliki pilihan investasi di emas, saham emas, emas batangan, sertifikat emas, opsi, kontrak berjangka, linked notes emas dan emas seperti pilihan lain yang terkait. Perdagangan emas juga merupakan sebuah bisnis lama. Perdagangan emas juga mirip seperti perdagangan mata uang di mana orang mengharapkan kenaikan harga emas di masa depan.

Emas dapat dimasukkan dalam portofolio investasi Anda. Investasi emas harus menjadi bagian dari portofolio Anda, namun sebaiknya tidak semua portfolio Anda adalah investasi emas. Anda dapat berinvestasi emas tetapi dengan beberapa penelitian dan pengetahuan. Investasi menarik tetapi mungkin merusak untuk investasi Anda. Seperti investasi saham, investasi emas juga Anda harus melakukan riset dan analisa fundamental dan teknis untuk menjadi sukses.

(bisnisdaninvestasi.com)

Selasa, 18 September 2012

Pilih Investasi Konvensional atau Investasi Di Bursa Saham ?

Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call).

PERBEDAAN BISNIS KONVENSIONAL DENGAN INDEKS SAHAM

BISNIS CONVENSIONAL
  • Biaya Rutin (Gaji, Administrasi, Listrik, Sewa Gedung, Pajak dll).
  • Birokrasi yang rumit (Akte Pedirian SIUP, NPWP dll).
  • Dapat terkena imbas Krisis Ekonomi.
  • Karyawan harus selalu dalam pengawasan Anda.
  • Keuntungan sewaktu-waktu tidak dapat diambil begitu saja.
  • Bila terjadi kerugian sulit untuk take over.
BISNIS STOCK INDEKS SAHAM
  • Tidak ada biaya (hanya sewaktu ada transaksi/komisi per LOT).
  • Administrasi mudah (KTP, Materai yang sudah disediakan, Menandatangani Surat Perjanjian.)
  • Tanpa Mengenal Pasar yang Lesu.
  • Dapat diwakilkan dan dipantau.
  • Keuntungan dapat diambil sewaktu-waktu.
  • Resiko dapat diminimalkan.
PERBEDAAN SAHAM DAN STOCK INDEKS

SAHAM
  1. Dikeluarkan oleh Perusahaan untuk mengumpulkan dana dari public.
  2. Hanya memiliki satu arah transaksi (hanya bisa membeli lebih dahulu).
  3. Waiting List, jika harga turun akan menunggu sampai harga stabil atau naik.
  4. Keuntungan dapat ditarik 4 hari setelah transaksi.
  5. Resiko tidak dapat diminimalkan karena pada saat harga turun susah untuk mendapatkan pembeli.
  6. Pembayaran 100% dari Nilai saham.
  7. Sensitif hanya pada berita/informasi satu saham saja.
  8. Liquidasi Relatif.
  9. Komisi Relatif mahal 0.25% dari nilai pembelian.
STOCK INDEKS
  1. Gabungan nilai saham rata-rata (saham-saham bluechip).
  2. Memiliki dua arah transaksi (kemampuan menjual lebih dulu/harga naik atau turun terdapat peluang keuntungan).
  3. Liquiditas tinggi, selalu ada pembeli dan penjual.
  4. Keuntungan dapat ditarik kapan saja pada jam kerja.
  5. Resiko dapat diminimalkan untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin.
  6. Margin yang didepositkan sejumlah LOT yang diambil.
  7. Tidak sensitif hanya pada berita/informasi satu saham saja.
  8. Komisi Kompetitif.
KELEBIHAN TRANSAKSI DI BURSA STOCK INDEKS SAHAM

BURSA DERIVATIF
Investor tidak perlu bertemu dengan pembeli atau penjual dari Investor lain karena sudah diatur oleh bursa dan transaksi hanya berupa nilai/harga dari barang yang diwakili.

DUA ARAH KESEMPATAN
Indeks saham memiliki pergerakan dua arah, yaitu naik (menguat) atau turun (melemah). Investor berhak melakukan pembelian terlebih dahulu jika Indeks saham mengalami penguatan kemudian ditutup (liquidasi) pada penjualan. Dan investor juga berhak melakukan penjualan terlebih dahulu jika Indeks saham mengalami penurunan kemudian ditutup (liquidasi) dengan pembelian.

FLEKSIBEL
Investor dapat melakukan transaksi pada saat beraktifitas atau keluar kota, karena Investor telah diwakili seorang Konsultan untuk memantau pergerakan harga Indeks saham tersebut.

TRANSPARAN
Indeks saham dapat dipantau melalui internet secara on line melalui media electronik dan media massa. Tidak ada yang dapat memanipulasi pergerakan harga tersebut. Jika Investor telah melakukan transaksi, saat itu juga dapat melihat dananya dari hasil transaksinya. Pihak perusahaan akan mengirimkan laporan harian Rekeningnya kepada Investor.
 
TIDAK MEMILIKI JANGKA WAKTU
Jika Investor merasa Investasi di Indeks saham tidak menguntungkan maka Investor dapat menarik atau MENGAMBIL DANANYA TANPA DITARIK BIAYA APAPUN.

HAK INVESTOR

BERHAK MENENTUKAN TINGKAT RESIKO
Didalam perdagangan Indeks saham resiko kerugian dapat diminimalkan dengan menggunakan management resiko yang ada sehingga investor dapat menentukan batas toleransi kerugian sesuai dengan keinginannya.

BERHAK MENENTUKAN WAKTU TRANSAKSI
Jika dalam analisa pergerakan harga Indeks saham sulit untuk diprediksikan maka investor berhak untuk menunda transaksi sampai dengan harga Indeks saham tersebut dapat diprediksikan kembali.

BERHAK MEMPEROLEH LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan diberikan atau dikirimkan kepada Investor setiap hari setelah melakukan transaksi.

BERHAK UNTUK MENGAMBIL KEUNTUNGAN (PROFIT) SETIAP SAAT
Keuntungan yang didapat Investor dari transaksi dapat diambil setiap saat pada jam kerja sesuai keinginannya.

BERHAK MENENTUKAN JANGKA WAKTU TRANSAKSI
Investor dapat menentukan jangka waktu investasinya sesuai dengan keinginannya.

Dengan Stock Indeks Futures, Investor bisa Meperdagangkan Pasar Saham Dunia Tanpa Harus Memiliki Saham.

Bagaimana caranya ?

Dengan hanya membeli suatu kontrak Stock Indeks Futures, misalnya menjadi Investor di PT. Midtou Aryacom Futures.

Contoh Perhitungan Hangseng Indeks (HSI) :

HSI dihitung dengan metode “market capitalization weigted indeks terdiri dari 39 saham pilihan”.

39 saham pilihan ini dibentuk dari berbagai perusahaan yang bergerak di bidang Keuangan, Industri, Perdagangan, Properti, dan Utilities sub-indices. Stock account ini diatas 70% dari seluruh kapitalisasi pasar dari semua saham yang terdapat di SEHK (Stock Exchange Hongkong).

Hangseng Indeks disusun, dikeluarkan dan dikelola oleh HIS Service Limited, anak perusahaan Hangseng Bank.

Rumusan perhitungan HSI

Nilai pasar keseluruhan saat ini dari saham yg termsk

Nilai HSI = ————————————————————————– x 100

Nilai pasar keseluruhan pada saat Base Date dari saham yang termasuk

Saham Jumlah saham yg beredar Harga Pasar Nilai Pasar

A 10.000 x     HK $ 8 HK $ 80.000

B 20.000 x HK $ 11 HK $ 220.000

C 30.000 x     HK $ 13 HK $ 390.000

Nilai pasar keseluruhan——————-> HK $ 690.000

Berdasarkan saham A, B, C (diasumsikannilai pada saat Base Date adalah

HK $ 11.500) HSI hari ini adalah :

HK $ 690.000

HSI = —————–x 100 = 6000

HK $ 11.500

CARA MENGHITUNG KEUNTUNGAN INVESTASI INDEKS SAHAM

Yang diperdagangkan dalam pasar indeks saham adalah “KONTRAK” bukan berupa benda fisik atau barang. Cara menghitung keuntungan tersebut adalah :

Keterangan :

1. Fixed Rate : $ 1 = Rp. 10.000

2. Commision Fee : $ 50/lot = Rp. 500.000

Contoh :

    Mr. Hangseng

Jam Harga Posisi Jumlah Lot

09.10 22.000 Open BUY 1

09.20 22.060 Close SELL 1

(Beli 22.000 – Jual 22.060) x 1 point @ Rp.50.000,-

= 60 point x Rp.50.000 = Rp. 3.000.000

=Rp. 3.000.000. – Rp. 500.000 = Rp.2.500.000

=> Maka keuntungan yang diperoleh dalam waktu 10 menit adalah

Rp. 2.500.000,- (Begitupun sebaliknya jika anda mengalami kerugian)

PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN DALAM INVESTASI

Didalam semua bidang Investasi atau bisnis apapun yang kita hadapi pasti mengandung sebuah RESIKO. Jika Anda Investasi di bidang Stock Indeks Futures segala kemungkinan resiko dan kerugian dapat diminimalkan dengan menggunakan MANAGEMEN RESIKO.

Tehnik Managemen Resiko tersebut antara lain :

1. CUT LOSS (STOP ORDER) :
Membatasi kerugian pada tingkat yang dapat ditolerir atau seminimal mungkin.

2. SWITCHING
Meliquidasi posisi sebelumnya lalu mengambil posisi baru yang berlawanan dari posisi sebelumnya.

3. LOCKING
Membuka posisi baru yang berlawanan arah dengan posisi sebelumnya.

4. AVERAGING
Membentuk piramida dengan mengambil posisi yang sama dengan posisi sebelumnya, dengan jumlah lot yang dilipat gandakan.

TEHNIK-TEHNIK MENGANALISA PASAR INDEKS SAHAM

Dalam pengambilan keputusan di pasar indeks saham seorang Investor akan diberikan informasi oleh konsultanya (TRADER) tentang analisa pergerakan harga Indeks saham hari itu.

Analisa tersebut dibagi dalam 2 kelompok yaitu :

1. Analisa Fundamental :
o Indikator Ekonomi
o Kebijakan Ekonomi
o Kebijakan Politik Dalam dan Luar Negeri
o Rumor

2. Analisa Tehnikal :
o Pergerakan harga menentukan segalanya (Market discount is everything)
o Harga bergerak dalam suatu kecenderungan (Price Move in Trend)
o Pergerakan harga cenderung untuk berulang (History Repeat it Self)

Ada beberapa Tehnik (Indikator) yang digunakan didalam analisa ini antara lain :
o Chart Candle Stick
o Stochastic
o RSI
o Moving average
o MACD
o Dll.

(http://bbroker2010.wordpress.com/)

Jumat, 14 September 2012

Investasi Halal Melalui Reksadana Syariah

Tentu saja, bagi penduduk negara kita yang mayoritas beragama Islam, halal versus haram selalu menjadi hal yang sangat sensitif dalam setiap sisi kehidupan bermasyarakat. Tak terkecuali dalam kehidupan berinvestasi, munculnya bank-bank dan lembaga keuangan dengan prinsip Islam memperlihatkan kepedulian dari investor muslim untuk menjalankan syariah Islam dalam berinvestasi.

Bagaimana dengan reksadana? Nah, bagi investor yang berniat bereksadana sebagai jembatan berinvestasi dan menginginkan perolehan keuntungan yang bisa dipertanggungjawabkan secara Islami, bisa melirik pada reksadana yang sering disebut dengan Reksadana Syariah atau istilah kerennya disebut Islamic Investment Fund.

Pada dasarnya, reksadana syariah sama dengan reksadana konvensional, yang bertujuan mengumpulkan dana dari masyarakat, yang selanjutnya dikelola oleh manajer investasi untuk kemudian diinvestasikan pada instrumen-instrumen di pasar modal dan pasar uang. Instrumen itu seperti halnya saham, obligasi, deposito, sertifikat deposito, valuta asing dan surat utang jangka pendek (commercial paper). Reksadana Syariah ini termasuk dalam kategori reksadana terbuka (kontrak investasi kolektif).

Apakah yang membedakan reksadana syariah dan reksadana konvensional? Reksadana syariah memiliki kebijakan investasi yang berbasis pada prinsip-prinsip Islam. Instrumen investasi yang dipilih dalam portofolionya haruslah yang dikategorikan halal. Dikatakan halal, jika pihak yang menerbitkan instrumen investasi tersebut tidak melakukan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, tidak melakukan riba atau membungakan uang.

Jadi, saham, obligasi dan sekuritas lainnya yang dikeluarkan perusahaan yang usahanya berhubungan dengan produksi atau penjualan minuman keras, rokok dan tembakau, produk mengandung babi, bisnis hiburan berbau masksiat, bisnis senjata, perjudian, pornografi, dan sebagainya tidak akan dimasukkan ke dalam portofolio reksadana. Intisarinya, hanyalah sekuritas yang dikategorikan halal yang bisa masuk dalam portofolio reksadana syariah ini. Di samping itu, segi pengelolaan dana reksadana ini juga berdasarkan Islam, yang tidak mengizinkan penggunaan strategi investasi yang menjurus ke arah spekulasi.

Tiga merek

Saat ini, untuk pasar Indonesia ada tiga merek reksadana syariah yang ditawarkan, yaitu Danareksa Syariah (reksadana saham/equity fund), Danareksa Syariah Berimbang (reksadana campuran/balanced fund) dan PNM Syariah (reksadana campuran).

Danareksa Syariah dan Danareksa Syariah Berimbang dikelola oleh PT Danareksa Investment Management. Danareksa Syariah bertujuan untuk memberi kesempatan investasi yang maksimal dalam jangka panjang kepada investor yang hendak mengikuti syariah Islam.

Dana yang terkumpul akan diinvestasikan dalam portofolio sekuritas dengan komposisi investasi minimum 80 persen di saham dan maksimum 20 persen di obligasi atau maksimum 20 persen di instrumen pasar uang. Pada Danareksa Syariah Berimbang, dana yang terkumpul akan diinvestasikan minimum 25 persen hingga maksimum 75 persen dalam saham atau minimum 25 persen hingga maksimum 75 persen dalam obligasi dan sisanya pada instrumen pasar uang dengan mengikuti syariah Islam.

Sementara, Reksadana PNM Syariah dikelola oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Investment Management. Tujuan Investasinya adalah untuk memperoleh pertumbuhan nilai investasi yang optimal dalam jangka panjang. Dana yang terkumpul akan diinvestasikan 30 persen sampai 70 persen pada saham atau 30 persen hingga 70 persen pada obligasi dan sisannya pada instrumen pasar uang. Informasi lengkap mengenai ketiga merek reksadana tersebut bisa dipelajari lebih rinci pada prospektusnya. Selanjutnya, untuk menilai kinerja dari reksadana syariah ini, selain bisa berpatokan pada Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit, juga diperlukan suatu acuan, seperti layaknya reksadana saham konvensional mengacu kepada kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Acuan yang diperlukan reksadana ini, sudah tentu haruslah juga berprinsip Islam. Kira-kira setahun yang lalu, di Bursa Efek Jakarta sudah diluncurkan indeks harga saham yang disebut indeks syariah atau sering disebut dengan Jakarta Islamic Index (JII). Saham- saham yang masuk ke dalam JII adalah saham-saham yang dikategorikan halal. Salah satu tujuan peluncuran indeks syariah ini, tak lain adalah untuk memudahkan dan menarik minat investor muslim untuk berinvestasi pada saham-saham yang dikategorikan halal. Pro-kontra yang mencuat kepermukaan adalah, apakah saham-saham yang masuk ke JII ini sudah 100 persen halal?

Kenapa masih ada saham-saham yang dikategorikan tidak halal? Harus diakui, tidaklah gampang untuk menemukan saham-saham yang 100 persen halal di zaman keterbukaan seperti sekarang ini, karena sektor usaha akan saling berinteraksi. Hal inilah yang selanjutnya membedakan reksadana syariah dan reksadana konvensional, karena adanya proses pembersihan (cleansing) atas keuntungan yang tidak halal dalam bentuk zakat atau sedekah kepada pihak yang layak menerimanya.

Jadi, reksadana syariah memang dibuat sedemikian rupa bagi investor, agar dapat berinvestasi dengan tenang dan mendapatkan hasil investasi yang halal. Karena itu, jika tujuan investasi Anda dalam jangka panjang adalah untuk persiapan menunaikan ibadah haji atau biaya anak sekolah diperguruan tinggi, salah satu alternatifnya adalah berinvestasi secara halal via reksadana syariah.

(reksadanasyariah.net)

Selasa, 11 September 2012

Bagaimana Berinvestasi yang Baik

Investasi adalah salah satu metode pengelolaan uang atau harta kekayaan lainnya yang menggiurkan untuk meraup untung.

Tuntunan Islam: Bagaimana Berinvestasi yang Baik?Ada banyak jenis investasi. Mulai dari sektor perdagangan, industri, pertanian, hingga investasi kecil-kecilan berbasis rumah tangga.

Tetapi, tidak semua bentuk investasi juga memberikan rasa nyaman. Baik dari aspek jaminan keamanan investasi ataupun ditinjau dari aspek kehalalannya.

Kasus penipuan yang marak belakangan ini, terkait investasi dengan iming-iming untung cepat dan segunung, menyisakan peringatan sekaligus pertanyaan. Pesannya, agar lebih berhati-hati terhadap tawaran berinvestasi. Pertanyaanya, apa dan bagaimanakah investasi yang baik menurut syariat?

Hasan Ali Shalih Batran, dalam buku yang berjudul Dhawabith Hurriyat Al-Istitsmar fi An-Nidham Al-Iqtishadi Al-Islami, menjelaskan bagaimana seorang Muslim menginvestasikan hartanya sesuai dengan tuntunan syariat.

Dalam buku yang merupakan tesis untuk memperoleh gelar magister di Universitas Yarmuk, Yordania, itu dijelaskan beberapa standar dan rambu-rambu berinvestasi yang baik.

Investasi, dalam kajian fikih klasik, diistilahkan dengan tatsmir, yaitu mengelola harta kekayaan untuk mengambil manfaat yang lebih besar. Investasi diperbolehkan dalam Islam dengan beberapa tujuan antara lain, berbagi manfaat antarsesama Muslim, menjaga pokok harta (ashl al-maal), dan merealisasikan untung. Lantas apa saja yang mesti diperhatikan sebelum memutuskan untuk berinvestasi?

Hasan kembali menjelaskan, hal pertama yang patut diperhatikan bagi investor Muslim ialah kepatutan bisnis yang dijadikan objek investasi terhadap prinsip-prinsip syariah. Perhatikan apakah terdapat unsur keharaman atau tidak.

Hadis dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir menegaskan pentingnya memerhatikan halal-haram tersebut, “Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya.” (HR. Bukhari Muslim).

Berikutnya, bagi investor hendaknya mempertimbangkan sejauhmana potensi investasinya itu mampu mendongkrak kesejahteraan banyak orang.

Dengan demikian, bisnis yang dijalankan melalui investasinya itu dapat membantu menekan angka kemiskinan. Dan mendorong terjadinya pemerataan kekayaan.

Prinsip ini sejalan dengan semangat saling menjamin antarsesama Muslim (takaful al-ajtima’). Allah SWT berfirman, “Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.” (QS. Al-Hasyr: 7).

Karenanya, langkah selanjutnya yang tak kalah penting ialah mempertimbangkan apakah bisnis yang dijalankan kelak selain mendatangkan keuntungan, juga akan memberikan manfaat nyata bagi kelangsungan hidup manusia. Bukan hanya bisnis-bisnis yang tidak jelas. Hasan juga menekankan pentingnya kemampuan produksi dan manajemen pengelolaan bisnis yang menjadi objek investasi. Baik dari segi pendanaan ataupun manajerial mulai dari administrasi sehari-hari, biaya operasional, hingga teknis pemasaran dan penjualan produk. Selain itu, ia menekankan agar investasi bisa mencapai target dan tujuan kehadiran ekonomi syariah.

Risiko sebuah investasi juga diingatkan oleh Hasan. Dalam berinvestasi perlu menerapkan strategi jitu untuk meminimalisasi risiko kegagalan. Kematangan rencana sangat diperlukan. Hal ini sesuai dengan prinsip dalam syariat yang mengajarkan tidak ada prinsip bahaya dan membahayakan (la dharar wala dhirar).

Untuk mendukung perencanaan itu, ia menyarankan pula agar dilangsungkan studi dan kajian mendalam. Termasuk mengkaji sejauhmana investasi yang dijalankan dapat berkonstribusi membangun tatanan masyarakat Muslim yang beretika.


(Republika)