Jumat, 30 November 2012

Kelebihan dan Kekurangan Investasi Rumah Sewa

Menyewakan rumah adalaha salah satu investasi yang banyak dilakukan orang. Tingkat permintaan dan keuntungan yang tinggi menjadi faktor penyebab jenis investasi ini banyak dipilih investor. Kendati demikian ada pula kekurangan jenis investasi ini yang perlu diperhatikan agar investor tidak merugi.

Kelebihan
Rumah sewa memiliki tingkat permintaan (demand) yang tinggi, terutama di kawasan-kawasan yang tengah berkembang (growth center), yakni kawasan yang berdekatan dengan akses tol, trade center, shopping mall, persimpangan jalan-jalan utama, terminal, dan lain-lain.

Bisa juga memilih rumah di dekat perumahan-perumahan besar. Biasanya di sekitar lokasi tersebut akan tercipta demand pusat perbelanjaan, pendidikan, dan pelayanan kesehatan—yang akan menjadi pemicu permintaan rumah-rumah sewa.

Di sisi lain, capital gain dapat diperoleh dalam jangka panjang (lebih dari lima tahun). Biasanya, capital gain rumah sewa secara rata-rata lebih tinggi dari tanah kosong. Pasalnya, rumah sewa memiliki manfaat langsung, tidak seperti lahan kosong yang hanya memiliki manfaat tak langsung.

Apabila setelah lima tahun investor memutuskan untuk tidak menjualnya, sebaiknya rumah tersebut disewakan. Biasanya harga sewa per tahun (return) berkisar 5% dari harga rumah. Misalnya harga rumah Rp600 juta disewakan Rp30 juta per tahun.

Setahun kemudian, bila keadaan ekonomi stabil, harga sewa bisa dinaikkan sekitar 10% – 15%, tergantung pada kondisi lingkungan rumah tersebut berada. Jika di kawasan tersebut tidak banyak rumah yang kosong, maka kenaikan nilai sewa bisa mencapai 15% atau sekitar Rp45 juta per tahun.

Kekurangan
Salah satu kekurangan investasi rumah sewa adalah jangka waktu penyewaannya terbilang pendek, yakni hanya sekitar satu sampai dua tahun, tergantung kondisi dan lokasi rumah serta siapa penyewanya. Jika penyewanya adalah ekspatriat, biasanya rumah akan disewa dalam jangka waktu lebih panjang, antara dua hingga lima tahun.

Pemilik rumah juga harus benar-benar memilih penyewa yang baik. Kerap terjadi rumah yang disewakan cepat rusak ketika disewakan kepada penyewa yang kurang bertanggung jawab. Umumnya para penyewa merasa rumah tersebut bukan miliknya, sehingga mereka kurang menjaga kondisi dan kualitas bangunan rumah.

Jika dibandingkan dengan investasi ruko dan kios, capitalization rate (cap-rate) rumah sewa tergolong rendah (hanya 3% – 5%). Ini disebabkan rumah memiliki luas tanah yang jauh lebih besar dibanding bangunan, berbeda dengan ruko yang memiliki luas bangunan lebih besar dibanding luas tanah.

Di Indonesia, karena kenaikan harga tanah relatif lebih lambat dibanding kenaikan harga bangunan, membuat tingkat pengembalian (return) dari tanah lebih kecil.


(Anto Erawan/Rumah.com)

Selasa, 27 November 2012

Banjir Bisa Jadi Peluang Investasi

Banjir bisa jadi peluang investasi bagi investor yang jeli. Demikian menurut Presiden Ikatan Analis Properti Indonesia (IKAPRI) Benyamin Ginting.

Kawasan yang semula rawan banjir tetapi kemudian infrastrukturnya diperbaiki, nilainya akan naik kembali. “Sebagai contoh, kawasan Banjir Kanal Timur (BKT). Semula harga properti di kawasan itu stagnan, tetapi setelah ada BKT yang membuat kawasan tersebut bebas banjir, harga properti mulai naik kembali," tutur Benyamin.

Contoh lain yang diberikan Benyamin adalah daerah Kelapa Gading dulu merupakan langganan banjir, membuat harga properti di kawasan Jakarta Utara tersebut tidak kunjung naik. Ada sebagian investor yang menjadikan momentum tersebut sebagai waktu yang tepat untuk membeli. Apalagi, sebagian penghuni Kelapa Gading yang telah jenuh dengan banjir rela menjual rumah dengan harga miring.

“Investor yang jeli masih melihat peluang bahwa Kelapa Gading memiliki nilai bisnis yang tinggi, sehingga pasti infrastrukturnya akan dibenahi. Mereka ini sekarang telah menikmati capital gain dari properti yang dibelinya,” tegas Benyamin. "Sekarang sudah memiliki infrastruktur drainase, sehingga banjir berkurang, dan harga properti naik signifikan," tambahnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi Jakarta akan dilanda banjir di bulan Januari 2012. Memang Jakarta adalah salah satu kawasan rawan banjir, terutama saat siklus banjir lima tahunan. Problem banjir, bukan saja memengaruhi sektor bisnis, termasuk properti.

“Banjir tentu memengaruhi bisnis properti, selain properti rusak terendam, banjir juga terkait pencitraan suatu kawasan,” kata Benyamin Ginting, yang mengatakan nilai properti di kawasan langganan banjir akan sulit bertumbuh. Jika tidak ada upaya dari pemerintah untuk mengentaskan banjir di kawasan tersebut, tambahnya, maka nilai properti tak akan tumbuh, bahkan cenderung menurun.

(Rumah.com)

Jumat, 23 November 2012

RI Harus Dorong Investasi Demi Pertumbuhan Ekonomi

Motor pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini bukan hanya pada konsumsi domestik saja, tetapi juga dipengaruhi aktor investasi. Pasalnya, investasi juga dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan, pertumbuhan karena investasi pada tahun ini telah meningkat 32 persen dibandingkan tahun lalu. "Investasi yang baik, bisa menyumbang pertumbuhan 10 persen," jelas dia dalam acara Investor Awards 2012, di Hotel Four Seasons, Kuningan, Jakarta, Rabu (9/5/2012) malam.

Dia melanjutkan, beberapa tahun lalu, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia memang ditopang oleh konsumsi domestik. Namun, saat ini bukan hanya konsumsi domestik menunjang pertumbuhan ekonomi. "Sekarang investasi juga turut mempengaruhi," tegas Agus.

Dengan adanya pertumbuhan investasi, maka secara umum ekonomi Indonesia akan terus menguat. Dia menambahkan, rasio utang terhadap Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) yang turun dari 80 persen menjadi 25 persen, masih bisa ditekan dengan adanya investasi. "Akan terus turun jadi 22 persen, dan cadangan devisa saat ini USD110 miliar, bandingkan pada 2005 sebesar USD40 miliar," urai Agus.

Menurutnya, terus membaiknya kondisi ekonomi Indonesia tetap harus memperhatikan kondisi global saat ini. "Karena harga  minyak terus naik, dan Indonesia akan kena dampak ekonomi global," tutup Agus.

(Pebrianto Eko Wicaksono - Okezone)

Selasa, 20 November 2012

Pulpen Batu Giok Bisa Jadi Ladang Investasi

Dunia investasi sangat marak saat ini, bukan hanya tanah atau emas, pulpen juga dijadikan masyarakat sebagai ladang investasi.

Adalah pulpen Graf von Faber-Castell yang diproduksi terbatas yaang harganya mencapai Rp50 juta. Pulpen ini hanya diproduksi 1.000-2.000 pieces per tahunnya dengan ide dan desain berbeda.

Pulpen milik Faber-Castell yang diberi tema Pen Of The Year ini pun ternyata dilapisi emas. Pada 2011 ini, telah diluncurkan pulpen yang terbuat dari bahan batu giok, dengan delapan sisi batu giok di sisinya.

"Untuk Pen Of The Year 2011 kita jual dengan harga Rp50 juta, ini generasi ke-8. Untuk konsumen collector juga ada yang mereka simpan untuk investasi," ujar Brand Manager Graf von Faber-Castell Fransiska Remila ketika berbincang dengan okezone, di kantornya, Jakarta, Selasa (29/11/2011).

Lebih lanjut, dia menjelaskan pulpen in termasuk pulpen limited edition untuk investasi yang bisa dijual lagi dengan harga dua kali lipat.

"Kalau ada yang cari kita arahkan untuk investasi, ini kan limited edition. Nanti kalau ada yang cari lagi bisa dijual kembali," tambahnya.

Dia juga menjelaskan, mengapa pulpen tersebut terbuat dari batu giok karena merupakan simbol energi yang tidak terbatas. Diharapkan dengan adanya energi ini, Faber-Castell dapat bertahan dan terus maju.

(Idris Rusadi Putra - Okezone)

Jumat, 16 November 2012

Investor Lebih Berhati-hati Investasi di Luar Jawa

 Pengembangan investasi di luar Pulau Jawa perlu dirangsang oleh pemerintah. Pengamat ekonomi Aviliani mengungkapkan, seringkali para investor lebih berhati-hati untuk melakukan investasi di luar Pulau Jawa.

"Biasanya kalau investasi di luar Pulau Jawa jika bukan pemerintah yang mengadakan, orang tidak mau investasi. Karena investasi di luar Jawa pengembaliannya lebih lambat dibandingkan dengan investasi di Pulau Jawa," ungkapnya kepada Okezone, di Jakarta, Kamis (26/7/2012).

Aviliani melanjutkan, investasi tersebut awalnya harus dimasuki oleh kalangan pemerintah sehingga nantinya para pihak swasta pun akan tertarik untuk menanamkan investasinya di luar Pulau Jawa.

"Memang harus dimasuki oleh pemerintah dulu sehingga akan dibeli oleh swasta. Atau kalau enggak BUMN dulu nanti akan diikuti oleh swasta. Nah, ini yang tidak terjadi di kita," paparnya.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat jika realisasi penanaman modal di luar Jawa pada kuartal II-2012 sebesar Rp34,7 triliun. Jumlah ini menurun Rp1,6 triliun dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp33,1 triliun.

"Penurunan tersebut karena investor beralih dari sektor pertambangan dan perkebunan ke sektor manufaktur," kata Kepala BKPM Chatib Basri.

Menurut dia, turunnya harga komoditas membuat sektor-sektor tersebut beralih ke industri manufaktur. "Namanya reverse effect. Kalau semua turun itu pindah ke manufaktur," imbuhnya.

Sedangkan untuk investasi di Pulau Jawa tercatat mengalami peningkatan menjadi Rp42,2 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp289 triliun.

(R Ghita Intan Permatasari - Okezone)

Selasa, 13 November 2012

Investasi Syariah Potensial Bagi Daerah

Bursa Efek Indonesia (BEI) menuturkan, investasi syariah sangat potensial sekarang ini, khususnya di daerah.

"Saat ini investasi syariah menjadi sesuatu yang menjanjikan apalagi untuk di daerah-daerah," ujar Direktur Pengembangan BEI Friderica Widyasari Dewi ketika ditemui dalam acara Sosialisasi Perkembangan Pasar Syariah di Galeri BEI, Jakarta, Selasa (6/12/2011).

Investasi syariah, menurutnya, memiliki pangsa pasar yang bagus untuk di daerah-daerah. "Pada saat saya melakukan edukasi ke daerah, pasti masyarakat menanyakan apa saja perusahaan yang sahamnya sudah syariah dan apakah mekanisme di BEI sudah syariah atau belum," imbuhnya.

Untuk mekanisme di BEI Friderica menambahkan, fatwa 80 dari DSN-MUI telah menyatakan halal setiap saham dengan prinsip syariah telah masuk ke DES (Daftar Efek Syariah). Sekedar informasi, saat ini terdapat 238 DES yang dapat dijadikan masyarakat yang ingin berinvestasi syariah.

Pangsa pasar investasi syariah memang masih kecil dan jauh dari investasi konvensional. "Tetapi investasi syariah memiliki potensi yang sangat menjanjikan," imbuhnya.

(Achmad Rifaie De Jong - Okezone)

Jumat, 09 November 2012

Infrastruktur Tak Tumbuh, Investasi Terancam Stagnan

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2012 berhasil mencatatkan hasil yang menggembirakan. Hal ini, lantaran tingginya ekspansi investasi yang terjadi.

Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, tingginya investasi tersebut harus dapat dialihkan kepada pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.

"Ekspansi investasi yang sangat tinggi ini, jika tidak dibarengi dengan pembangunan infrastruktur, terutama pelabuhan dan jalan-jalan, maka dia akan ngerem lagi," kata Hatta di kantornya, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Rabu (8/8/2012).

Menurut Hatta, jika investasi tidak dialihkan pada pertumbuhan infrastruktur, bukan tidak mungkin malah akan menghambat pertumbuhan ekonomi, karena akan stuck sehingga membuat masyarakat frustasi.

"Jadi infrastruktur harus terus kita genjot. Ini salah satu yang mempercepat pertumbuhan ekonomi, dan kembali menjaga investasi kita tetap tinggi," ujar Hatta.

Lebih lanjut dia mengatakan, jika pertumbuhan infrastruktur terhambat, pasti investasi juga akan terhambat. "Karena perlu menunjang infrastruktur dalam negeri juga untuk jangka panjang," tukas Hatta.

(Fakhri Rezy - Okezone)

Selasa, 06 November 2012

4 Tips Berinvestasi di Pasar Modal

Investasi di pasar modal terkadang masih ditakuti para investor. Banyaknya risiko yang dihadapi karena investasi di pasar modal berhubungan dengan pasar global, disinyalir juga menjadi salah satu kendala.

Hal tersebut diungkapkan CEO Lumen Capital Resources, Harry Suwanda, seperti dikutip dari Majalah Pialang Edisi Mei 2010, Rabu (26/5/2010). Dirinya pun memberikan empat tips yang perlu dicermati jika ingin berinvestasi di pasar modal.

1. Kenali produk pasar modal yang Anda miliki.Menurut manajer investasi Danareksa Sekuritas, Gunawan Bonyamin, pengenalan produk investasi amat penting. Dalam pengenalan produk, seseorang harus mengenali risiko apa yang bisa ditimbulkan dari produk itu, keuntungan apa yang bisa didapat, serta berapa modal yang harus dikeluarkan, serta berapa lama hasil yang akan diperoleh.

Sebagaimana kita berinvestasi pada emas, berinvestasi pada pasar modal juga harus memperhatikan kapan waktu yang tepat untuk membeli dan menjual. Karena semua produk investasi memiliki keunggulan masing-masing dan tentu pula memliki kekurangannya juga.

Pasar uang, lanjutnya, merupakan wahana investasi jangka pendek (kurang dari setahun) dengan harapan imbal hasil yang lebih baik. Karena itu ada baiknya jika modal awal dari pasar modal adalah excess money (dana lebih) yang diinvestasikan.

Karena pada dasarnya investasi di pasar saham akan memberikan keuntungan apabila dipegang dalam jangka panjang, dengan harapan investasi di saham memiliki keuntungan lebih baik bahkan dibandingkan dengan berinvestasi di emas ataupun properti (tanah, rumah) atau instrumen sejenis.

2. Jangan mengikuti gosip.Sebagaimana investasi lainnya, banyak juga gosip yang beredar di pasar modal. Menurut Gunawan, investor wanita cenderung lebih percaya gosip. "Di pasar modal akan banyak beredar gosip entah benar atau tudak, semuanya harus dipilah-pilih," katanya.

3. Anggap bursa efek sebagai sebuah mal besar.Menurut Harry, investasi di pasar modal juga bisa dilakukan oleh wanita, yang suka berbelanja. Jadi pengalamannya berbelanja amat sangat bermanfaat di pasar modal. Anggap saja bursa efek itu sebagai sebuah mal dengan segala penawaran, semuanya tergantung kita pembelinya.

Sementara Gunawan menambahkan, saat berbelanja, wanita lebih suka produk yang berkualitas. Nah, di pasar modal itu berarti saham blue chips, yang terkadang di pasar modal juga ada sale, di mana beberapa saham dijual dengan harga murah namun bukan berarti murahan. Artinya sahamnya tetap menguntungkan.

4. Pilihlah manajer investasi yang baik.Keberadaan manajer investasi amat dibutuhkan bagi investor pemula. Pilihlah manajer investasi yang benar-benar bisa dipercaya. Jangan lupa pilih manajer investasi yang memiliki track record yang baik, dan pastikan bahwa uang yang kita investasikan benar-benar aman (tidak hilang).

Jangan tertipu dengan iming-iming hasil yang sangat menggiurkan, bahkan kalau kita nilai tidak wajar. Kenapa? Kembali kagi, imbal hasil yang tinggi tentunya menyisakan risiko yang besar pula. "Jangan tertipu!" ucap Gunawan.

Lalu apakah tanpa manajer investasi kita tidak bisa berinvestasi di pasar saham? Menurut Harry, kita tetap bisa berinvestasi tanpa menggunakan jasa manajer investasi. Asalkan kita mau belajar dan menggunakan sistem yang tepat.

"Caranya adalah dengan mengikuti seminar atau workshop mengenai pasar modal sebelum memilih produk-produk investasi. Belajar adalah keharusan dalam semua investasi, apalagi pasar modal. Investasi ini amat tergantung pada keinginan kita belajar hal baru," katanya.

(Rheza Andhika Pamungkas - Okezone)

Jumat, 02 November 2012

Waspada, Investasi Bodong Mulai Marak

Banyaknya investasi bodong pada akhir-akhir ini memang sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu sebagai regulator, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengimbau agar sebelum melakukan investasi terlebih dahulu agar lebih berhati-hati.

"Makanya sebelum melakukan investasi, para investor harus selalu memperhatikan segala sesuatunya. Lihat kalau return-nya lebih tinggi, berarti risikonya juga tinggi," ungkap Ketua Bapepam-LK Nurhaida, kala ditemui dikantornya, Jakarta, Jumat (15/6/2012).

Nurhaida melanjutkan, para investor harus melihat produk investasi yang ditawarkan. Jika tidak wajar, maka produk-produk investasi lainnya jangan diambil. "Makanya harus dilihat dulu produknya seperti apa. Harus berpikir dulu, cari informasi yang benar. Intinya harus lebih berhati-hatilah," paparnya.

Sementara mengenai kasus Koperasi Langit Biru yang terlibat investasi bodong, dia menilai itu adalah bentuk investasi yang ilegal. Karena proses investasi tersebut tidak sesuai dengan prosedur investasi yang seharusnya. Hal tersebut bisa luput dari tangan Bapepam-LK karena sebuah koperasi bukan di bawah pengawasan Bapepam-LK.

"Itu sebagai bentuk investasi ilegal menurut saya, karena tidak sesuai dengan prosedur yang ada. Tidak ada proses penawaran umumnya sehingga Bapepam-LK sendiri tidak bisa melihat proses Good Corporate Governance (GCG)-nya," pungkasnya.

(R Ghita Intan Permatasari - Okezone)

Selasa, 30 Oktober 2012

Memenuhi Kebutuhan Proteksi dan Investasi Anda

PARA pembaca yang terhormat, tentu tidak salah bila saya mengatakan bahwa Anda pasti menginginkan kekayaan Anda terus tumbuh dan berkembang.

Faktanya, penghasilan Anda akan terus bertumbuh seiring dengan berkembangnya karier Anda. Bila Anda seorang karyawan perusahaan,penghasilan Anda akan terus bertumbuh sampai pada suatu titik ketika Anda memasuki masa pensiun.Pada momentum tersebut,penghasilan Anda secara otomatis mulai menurun.

Yang perlu Anda perhatikan,di sepanjang rentang waktu tersebut Anda perlu mencari cara efektif untuk menginvestasikan kekayaan sehingga tujuan investasi Anda bisa tercapai. Menurut beberapa buku referensi, Anda mesti mengetahui secara pasti tujuan yang ingin Anda capai dalam berinvestasi. Saya akan menyajikan gambaran umum tentang empat kelompok tujuan berinvestasi, yakni (1) Capital Preservation, (2) Capital Growth,(3) Income (4) Likuiditas.

Tujuan Investasi

Pertama,capital preservation adalah jenis investasi yang bertu-juan melindungi nilai dari aset yang Anda investasikan. Dalam hal ini, Anda tidak mau kehilangan aset awal yang Anda investasikan.Anda pun menginginkan agar nilai aset tidak berkurang. Tipe investasi jenis ini biasanya dalam bentuk investasi kekayaan atau aset Anda pada instrumen investasi yang berisiko rendah. Imbal hasil yang Anda dapatkan pun rendah.Umumnya strategi investasi ini berlaku bagi investor pada usia mendekati masa pensiun.Mengapa demikian? Sebab, mereka tidak mempunyai waktu panjang untuk menunggu pengembalian aset bila tiba-tiba terjadi penurunan pasar secara signifikan.

Kedua, capital growth yang bertujuan mengembangkan kekayaan dan aset yang Anda miliki. Misalnya, Anda melakukan investasi untuk meningkatkan nilai pasar dari jumlah investasi semula.Tipe investasi jenis ini berisiko tinggi dan potensi imbal hasil yang bisa Anda peroleh juga tinggi.

Ketiga, investasi yang berorientasi incomebertujuan memperoleh pendapatan rutin dari investasi yang Anda lakukan. Dalam hal ini, Anda mengharapkan satu penghasilan rutin sebagai tujuan investasi. Misalnya, Anda berinvestasi dalam bentuk deposito,instrumen surat utang (bond) dengan pembayaran bunga, atau investasi saham yang memberikan dividen kepada Anda secara rutin.

Keempat, investasi yang berorientasi likuiditas merupakan jenis investasi yang bisa dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu yang singkat.Atau,Anda bisa mendapatkan uang setiap waktu manakala pasar bersedia membeli instrumeninvestasi Anda.Dalamhalini,Andaberinvestasidenganharapanmendapatkan likuiditas secara cepat.

Para pembaca yang budiman, instrumen investasi Anda saat ini mungkin bisa memenuhi keempat kategori tujuan investasi di atas.

Meskipun demikian,Anda harus mengetahui prioritas tujuan investasi karena hal tersebut akan menentukan tipe instrumen investasi dan strategi investasi yang akan Anda tempuh. Bila Capital Preservation menjadi tujuan investasi Anda yang utama, misalnya, Anda tidak disarankan untuk berinvestasi pada instrumen saham. Anda mungkin juga memiliki prioritas yang berbeda dalam setiap fase kehidupan yang berbeda pula.

Dalam hal ini,Anda memiliki tujuan investasi yang berbeda.Karena itu, penting bagi Anda untuk meninjau ulang tujuan dan strategi investasi Anda secara berkala. Terkait dengan tujuan dan strategi investasi tersebut, tahukah Anda bahwa sebuah kontrak yang dapat memenuhi kebutuhan investasi tersedia bagi Anda?

Pada saat yang sama, kontrak tersebut bisa memberikan perlindungan keuangan bagi Anda bila satu kejadian tak terduga/kemalangan menimpa Anda.Jenis kontrak yang dimaksud adalah polis asuransi jiwa yang dikaitkan dengan investasi atau disebut polis asuransi jiwa unit link.

Mengapa demikian? Karena polis asuransi jiwa unit link bisa menyediakan berbagai alternatif subdana investasi yang dapat disesuaikan dengan tujuan investasi setiap nasabah. Subdana investasi yang dimaksud menjadi bagian dari polis asuransi unitlink tersebut.

Dengan demikian, produk asuransi jiwa unit link bermanfaat untuk meningkatkan kekayaan,mengakumulasi kekayaan, dan melindungi para nasabah dari risiko hilangnya sumber pendapatan.Bukan hanya itu, unit link memiliki fleksibilitas untuk mengalihkan dana dari satu subdana investasi ke subdana investasi lainnya. Setiap premi yang Anda bayar selalu di-alokasikan untuk proteksi dan investasi. Proporsi antara besarnya proteksi dan investasi dalam polis unit link yang Anda miliki bergantung pada ekspektasi Anda.

Semakin tinggi pertanggungan risiko yang Anda harapkan,semakin besar unit premi yang Anda bayar untuk biaya asuransi.Ketika Anda lebih mengutamakan proteksi pada polis unit link, lebih sedikit unit yang dapat diakumulasi untuk dibelikan unit investasi,demikian juga sebaliknya.

Selain memberikan jalan keluar untuk tujuan investasi setiap nasabah, polis unit link juga memberikan perlindungan dari risiko keuangan yang berkaitan dengan kematian, cacat, dan munculnya penyakit. Menyadari begitu banyaknya manfaat proteksi asuransi jiwa,seyogianya Anda segera mengambil langkah bijak,yakni membeli polis asuransi jiwa unit link demi kesejahteraan keluarga. Selamat berasuransi jiwa.

(EDDY KA BERUTU - Okezone)

Jumat, 26 Oktober 2012

Masyarakat Mulai Berinvestasi yang Tak Biasa

Masyarakat Indonesia dinilai sudah mulai sadar akan pentingnya berinvesatasi, namun demikian investasi yang dilakukan tidaklah selalu pada instrumen investasi biasa.

Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo menyatakan bahwa saat ini tingkat investasi orang Indonesia cukup tinggi, namun demikian investasi tersebut tidak selalu pada surat berharga, valuta asing ataupun saham.

"Investasi orang Indonesia tinggi tapi beda-beda caranya. Misalnya orang Madura investasi ke sapi," terang Hadi di Jakarta, baru-baru ini.

Dia melanjutkan, investasi tersebut dilakukan karena masyarakat lebih memilih membeli benda ketimbang melakukan investasi di perbankan. Pasalnya investasi di perbankan, kata dia, memberikan bunga yang rendah sehingga tergerus oleh inflasi.

"Kalau anda menyimpan uang di bank, bunganya rendah kan sekira dua persen. Kalau inflasi lima persen saja setahun berarti anda rugi tiga persen," ungkapnya.

Sebelumnya, dia juga menuturkan salah satu faktor yang memberikan tekanan pada inflasi karena masyarakat lebih memilih investasi pada emas ketimbang pada perbankan. "Banyak orang yang tertarik investasi di emas. Sebabnya, banyak yang tidak percaya investasi di bank. karena rendahnya bunga bank," ungkap Hadi.

(Martin Bagya Kertiyasa - Okezone)

Selasa, 23 Oktober 2012

Investasi di Pasar Modal: Pilih Langsung atau Lewat Manajer Investasi?

Investasi di pasar modal bisa dilakukan investor dengan dua cara, langsung atau tidak langsung. Kalau yang dipilih investasi langsung berarti investor menentukan dan mengelola sendiri produk yang menjadi sasaran investasinya. Sedangkan bila yang dipilih investasi tak langsung, berarti pengelolaan investasinya dilakukan oleh manajer investasi. Lalu mana yang lebih menguntungkan, mengelola sendiri atau menyerahkan kepada manajer investasi?

Ilustrasi pertanyaan di atas merupakan pertanyaan yang kerap muncul pada calon investor yang akan berinvestasi di pasar modal. Terlebih lagi mereka umumnya tahu bahwa investasi di pasar modal merupakan bentuk investasi yang pada hakekatnya tidak langsung? Investasi dikatakan sebagai suatu upaya mengelola uang dengan cara menyisihkan sebagian dari uang tersebut untuk ditanam dalam bidang-bidang tertentu dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa datang. Sementara itu orang atau setiap pihak yang melakukan upaya tersebut dikatakan sebagai investor.

Selanjutnya dalam aktivitas investasi pakar membagi dua bentuk investasi yakni� langsung (direct) dan tidak langsung (indirect).� Yang dimaksud dengan investasi langsung dalam teori investasi secara umum adalah upaya mengelola uang atau aset secara langsung pada jenis atau bidang usaha tertentu misalnya mendirikan pabrik, mendirikan toko atau membentuk perusahaan atau bisa pula berupa membeli tanah, rumah dan bangunan atau membeli emas dan sebagainya,� untuk kemudian dijual kembali. Investasi langsung disebut juga sebagai investasi nyata (real investment).

Sementara itu penjelasan mengenai indirect investment atau investasi tidak langsung merupakan aktivitas menanam uang secara tidak langsung melalui suatu jenis usaha tertentu seperti membeli saham, obligasi, menanam uang pada deposito di bank dan sebagainya. Investasi tidak langsung disebut juga sebagai investasi keuangan (financial investment). Jadi pengertian investasi secara teori memperlihatkan bahwa investasi di pasar modal tergolong sebagai investasi tidak langsung alias indirect investment. Nah, kalau investasi di pasar modal sudah masuk kategori tidak langsung, kenapa pula banyak pelaku pasar yang mengatakan bahwa investasi di pasar modal bisa dilakukan secara langsung?

Penjelasannya begini. Yang dimaksud berinvestasi di pasar modal masuk kategori langsung, apabila investor mengelola sendiri investasinya. Produk yang menjadi sasaran investasi (saham atau obligasi) dikelola sendiri, harga, jumlah saham yang dibeli serta berbagai risiko yang ada dianalisa sendiri oleh investor. Dalam investasi langsung ini setidaknya investor memahami dan mengetahui bahwa setiap bentuk dan jenis investasi memberikan tingkat keuntungan dan risiko yang berbeda-beda. Semakin besar kemungkinan tingkat keuntungan dari suatu investasi maka semakin besar pula tingkat risikonya. Mengelola risiko guna mendapatkan hasil yang optimal sangat dipahami oleh investor, sehingga ia dikatakan sebagai berinvestasi di pasar modal secara langsung.

Selain paham dan mengerti tentang seluruh aspek (karakteristik produk, trend pasar dan sebagainya), konsekuensi logis dari investor yang memilih aktivitas investasi langsung di pasar modal adalah nilai modal yang diinvestasikan. Untuk membeli saham saja minimal volume pembelian adalah satu lot (setara dengan 500 lembar). Jadi kalau harga per lembar saham ada pada kisaran Rp1.000 dengan demikian dana yang harus disiapkan adalah Rp500 ribu. Itu baru pada produk saham. Kalau investasi dilakukan investor dalam membeli obligasi tentunya dana yang disiapkan jumlah lebih besar lagi, sebab denominasi (pecahan obligasi) umumnya cukup besar. Kalau obligasi yang diterbitkan pemerintah seperti ORI denominasinya ada yang Rp 1 juta, sedangkan kalau yang diterbitkan korporasi denominasinya lebih besar lagi ada yang minimal Rp 1 miliar. Walhasil dengan fakta tersebut dalam investasi langsung di pasar modal, setidaknya dibutuhkan dana yang cukup besar. Apalagi bila investor itu akan membentuk portofolio guna menekan risiko dan mengoptimalkan keuntungan. Dana dan biaya yang ditempatkan tentunya lebih besar lagi.

Atas dasar itu, maka pelaku pasar modal menawarkan investasi di pasar modal yang aktivitasnya tidak langsung. Dikatakan tidak langsung karena investor gak perlu lagi berpikir, tentang kondisi pasar, karakteristik produk dan sasaran investasi produk yang akan dibeli (saham atau obligasi dan sebagainya). Di samping itu� investor yang memilih aktivitas investasi tidak langsung (indirect investment)� ini membawa dananya� untuk diinvestasikan di pasar modal. Pendeknya ongkos dan biayanya relatif kecil dan disesuaikan dengan kemampuan investor.

Untuk berinvestasi secara tidak langsung ini, pilihan produknya hanya satu yakni reksa dana. Kendati produknya hanya satu yakni reksa dana, tapi jenis reksa dana variasinya cukup banyak. Ada reksa dana� saham, reksa dana obligasi, reksa dana campuran, reksa dana pasar uang, reksa dana tematik dan reksa dana khusus. Reksa dana khusus dan reksa dana tematik ini dibuat dengan tujuan tertentu. Tujuan tertentu biasanya terkait dengan produk yang menjadi pilihan.

Proses manajemen investasi yaitu bagaimana seorang manajer investasi mengelola uang. Proses ini membutuhkan suatu pemahaman terhadap berbagai jenis investasi, cara penilaian investasi tersebut, dan berbagai strategi yang dapat digunakan untuk menyeleksi jenis investasi yang seharusnya dimasukkan dalam portofolio untuk dapat mencapai tujuan-tujuan investasi. Jadi ia tak perlu lagi direpotkan dengan ekspektasi, analisa dan peramalan yang terkait dengan pergerakan harga portofolio yang ada di reksa dana itu, karena telah dikelola dan diperhitungkan oleh manajer investasi. Jadi pada sisi inilah banyak investor pemula dengan modal terbatas disarankan untuk berinvestasi di reksa dana ini. Alasannya tidak lain karena proses pengelolan risiko dan return dilakukan oleh manajer investasi. Pengelola risiko dan return kepada manajer investasi ini dikatakan sebagai aktivitas investasi tak langsung di Pasar Modal.

 (Okezone)

Jumat, 19 Oktober 2012

3 Alasan Investasi di Indonesia Terganggu

Investasi Amerika Serikat (AS) di ASEAN, khususnya Indonesia memang masih belum terlalu besar seperti dengan Uni Eropa. Ada beberapa hal yang menghambat investasi ini terus mengalir.

"Ada banyak kekhawatiran yang membuat investasi ini terhambat. Hal ini harus segera dirubah secepatnya," ucap Duta Besar AS untuk ASEAN David Carden di kediamannya, Jakarta, Rabu (27/7/2011).

Menurutnya, wilayah ASEAN khususnya, harus berkaca apa yang menyebabkan perusahaan-perusahaan asing enggan untuk melakukan investasi lebih di wilayah Asia Tenggara. 

"Ada alasan mengapa perusahaan ataupun pribadi enggan untuk melakukan investasi di wilayah ini. Hambatan itu melebar dari korupsi, hingga sistem hukum yang tidak berfungsi hingga minimnya tranparansi di masyarakat," tuturnya.

Carden juga menyebutkan investasi di Indonesia. Tahun lalu AS menjadi investor terbesar kedua di Indonesia. Namun dirinya mengharapkan dengan kerja sama yang akan lebih ditingkatkan dan jumlah investasi ini dapat terus meningkat.

Sementara Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia Ted Osius memaparkan tiga masalah yang dihadapi oleh perusahaan untuk melakukan investasi di negara ini.

"Saya melihat ada tiga masalah yang perlu diperhatikan yang dihadapi dalam masalah investasi di Indonesia. Masalah pertama adalah infrastruktur, kedua adalah korupsi dan terakhir adalah regulasi yang tidak jelas," Menurut diplomat yang selalu mengurus masalah investasi perusahaan AS di Indonesia ini.

Terlepas dari masalah ini, Dubes Carden dan Wakil Dubes Osius menilai masih menyimpan peluang besar untuk investasi. Tetapi perlu adanya pemecahan hambatan investasi agar lancar masuk ke ASEAN pada umumnya dan Indonesia pada khususnya.

(Fajar Nugraha - Okezone)

Selasa, 16 Oktober 2012

Tips & Saran Tentang Investasi Bursa Saham

Saat ini, salah satu sumber investasi yang sedang naik daun adalah investasi di bursa saham. Bahkan, di Indonesia, belakangan nilai harga saham gabungan (IHSG) mencapai rekor sejarah hingga di atas 3800. Tak heran, jika kini, orang berbondong-bondong mencoba “mengadu untung” di bursa saham. Ditambah lagi, banyak perusahaan manajemen investasi yang bisa membantu mempermudah proses investasi bagi individu. Sehingga, semua seolah makin dipermudah.

Tapi, sadarkah bahwa resiko berinvestasi di dunia saham juga sangat besar. Seperti istilah “high risk high return”, maka risiko rugi pun juga cukup besar.

Agar bisa tetap memaksimalkan keuntungan, raja saham dunia, Warren Buffet dalam sebuah wawancara menyebutkan: “Pertama, jika melihat investasi terlihat sangat bagus, mungkin memang itu sebenarnya. Kedua, selalu lihat berapa yang dihasilkan seseorang sebelum dia membantu Anda. Ketiga, jangan terjebak utang.” Sederhana. Tapi, itulah yang dilakukan Warren Buffet sehingga bisa menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Berikut beberapa hal lain yang dipertimbangkan Warren Buffet agar investasi di bursa saham makin pasti…
  • Apakah perusahaan berjalan dalam industri dengan ekonomi yang baik, bukan dalam suatu industri yang berdasarkan kompetisi harga?
  • Apakah perusahaan memiliki monopoli konsumen atau merek memiliki loyalitas tinggi pada konsumennya?
  • Dapatkah perusahaan lain dengan kelimpahan sumber daya bersaing dengan sukses dengan perusahaan itu?
  • Apakah pendapatannya terus meningkat dengan margin yang baik dan konsisten?
  • Apakah rasio utang terhadap ekuitas rendah atau laba terhadap rasio utang tinggi? Ini untuk mengindikasikan apakah perusahaan dapat membayar utangnya bahkan di tahun ketika pendapatannya lebih rendah dari rata-rata.
  • Apakah perusahaan memiliki return yang tinggi dan konsisten pada modal yang diinvestasikan?
  • Apakah perusahaan mampu mempertahankan laba untuk pertumbuhan?
  • Apakah perusahaan menginvestasikan pendapatan untuk peluang bisnis yang baik?
  • Apakah manajemen di perusahaan tersebut memiliki track record yang baik?
  • Apakah perusahaan fleksibel untuk menyesuaikan harga saat terjadi inflasi?
(cigna.co.id)

Jumat, 12 Oktober 2012

Strategi-Strategi Dalam Investasi Saham

Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana para pialang melakukan transaksi jual-beli surat berharga dengan berbagai perangkat aturan yang ditetapkan di Bursa Efek tersebut. Ada beberapa pilihan teknik strategi yang dapat dilakukan oleh para investor terhadap kegiatan berinvestasi saham :

a. Teknik Analisis
Teknik analisis adalah teknik yang memperhatikan dan menganalisa fluktuasi harga saham yang membentuk trend dengan melihatnya secara individu dan keseluruhan saham pada pasar modal. Cara ini memang tidak dapat menebak pergerakan harga dengan tepat, namun cukup membantu dalam mengambil keputusan.

b. Analisis Fundamental
Analisa fundamental adalah menganalisis berbagai faktor yang berhubungan dengan saham yang akan kita pilih melalui analisis perusahaan, analisis industri dan analisis ekonomi dan pasar makro mikro serta metode-metode analisis lain untuk mendukung analisa saham yang akan dipilih. Info analisis fundamental bisa didapat melalui media massa, media cetak, media elektronik, perusahaan sekuritas, pakar pasar modal, dan lain sebagainya.

c. Strategi Beli Dan Tahan
Jika anda yakin suatu saat suatu saham akan memiliki peningkatan nilai maka anda bisa membeli saham tersebut dan menyimpannya hingga saat yang tepat sehingga anda dapat melepasnya / menjualnya. Terkadang ada saham dari perusahaan yang saat ini kondisinya biasa-biasa saja, namun anda yakin suatu saat perusahaan tersebut akan maju pesat. Jika anda sangat yakin anda bisa menginestasikan uang anda pada saham perusahaan tersebut lalu menyimpannya hingga saat yang tepat untuk melakukan aksi jual.

d. Index Funds/ DanaIndeks
Indeks merupakan gabungan dari beberapa dana segar dan dana pensiun yang merupakan duplikasi dari indeks pada pasar modal. Dari indeks yang ada, anda bisa memilih portfolio investasi mana yang di masa mendatang dapat memberikan gain / keuntungan pada anda serta menghindari loss / kerugian yang mungkin dapat terjadi pada investasi anda.

(Hendra/wealthindonesia.com)

Selasa, 09 Oktober 2012

Mengapa Menginvestasikan Uang Anda Dalam Saham

Ada banyak alasan untuk berinvestasi dalam saham tapi saya akan memberikan Anda alasan yang paling menguntungkan. Bila Anda membeli saham maka Anda benar-benar menjadi seorang pemilik sebagian dari perusahaan.

Bahkan jika Anda melakukan penelitian dengan seksama, maka Anda dapat memiliki perusahaan yang sangat sukses yang akan memeberikan keuntungan kepada Anda di tahun-tahun mendatang.

Pada umumnya, saham rata-rata tumbuh lebih dari 10% setahun dan itu lebih banyak dari sertifikat deposito (CD) di bank lokal Anda.

Risiko yang minimal adalah jika Anda tidak menaruh semua uang Anda pada satu saham tertentu atau pada perusahaan yang sejenis. Untuk memperkecil resiko, sebaiknya Anda mendiversifikasikan sebagian uang Anda ke perusahaan lain.

Anda akan mengambil bagian dalam roda pembangunan dan Anda juga dapat belajar lebih banyak dan lebih lanjut tentang keuangan Anda.

Anda akan membantu perekonomian ketika perusahaan pertama kali menjual sahamnya kepada publik mereka memiliki apa yang disebut Penawaran Umum Perdana yang membawa uang bagi perusahaan dan membantu mereka berkembang.

Sekarang Anda dapat memahami bahwa dengan menginvestasikan uang Anda pada saham, maka hal itu benar-benar merupakan hal yang baik. Dan jika Anda memiliki budget yang berlebih dan Anda juga siap untuk menerima kerugian (karena harga saham juga bisa turun) maka anda harus mempertimbangkan dengan serius belajar lebih banyak tentang pasar saham dan menginvestasikan sebagian uang Anda di dalamnya .

(bisnisdaninvestasi.com)

Jumat, 05 Oktober 2012

Bagaimana Melakukan Investasi pada Hedge Fund

Investor yang ingin melakukan investasi pada hedge fund harus bertanya kepada pemain pasar dan membuka kuping  selebar-lebarnya untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan hedge fund. Hanya kalangan terbatas saja yang dapat mengetahui tentang hedge fund tersebut karena sangat riskan bila diketahui publik .

Investasi pada hedge fund sebaiknya mengikuti prose’s tahapan sebagai berikut :
Pertama menentukan tujuan dari investasi. Tujuan investasi yang dimaksud termasuk time horizon dan batasan dana yang dimiliki.di tahap pertama ini termasuk juga untuk menentukan ke dalam bentuk instrumen investasi apa dana tersebut diinvestasikan.

Kedua, memilih struktur dan strategi yang tepat. Pengendalian dan kustodian dibutuhkan untuk seluruh asset yang diinvestasikan, maka investasi harus dibuat melalui akun yang terpisah, bila tidak dibutuhkan maka pada reksa dana yang ada dapat dilakukan. Sedangkan strategi yang dipilih harus didasarkan pada ekspektasi yang beralasan yaitu mencapai tujuan kinerja yang disepakati, memenuhi parameter yang ditentukan pada awal dan dioperasikan sesuai struktur hedge fund yang dipilih.

Ketiga , memilih hedge fund yang dikelola oleh manajer investasi yang telah mempunyai track record.

Dalam memilih hedage fund , para investor harus melakukan analisis kuantitatif dan kualitatif. Kedua analisis tersebut sangat penting agar dana yang diinvestasikan kepada hedge fund tersebut betul-betul habis seluruhnya.

(Merlina halim/wealthindonesia.com)

Selasa, 02 Oktober 2012

Bagaimana Berinvestasi di Bursa Efek

Apabila kita ambil perumpamaan, Bursa Efek ibaratnya seperti PD Pasar Jaya yaitu selaku pengelola pasar dimana kios-kiosnya disewakan kepada pedagang. Pedagang disini adalah broker atau perusahaan efek. Sementara pembelinya disebut sebagai investor atau pemodal.

Jadi pembeli tidak berhubungan langsung dengan PD Pasar Jaya, melainkan berhubungan langsung dengan pedagang. Yang berhubungan dengan PD Pasar Jaya adalah para pedagang yang menempati kios tersebut.

Pada dasarnya, jika anda ingin melakukan pembelian maupun penjualan saham maka anda harus berhubungan dengan perusahaan efek atau biasa disebut broker atau perusahaan pialang yang menjadi anggota bursa.

Perusahaan efek ini memiliki wakilnya di Bursa Efek yang biasa disebut pialang. Pialang tersebutlah yang akan melakukan transaksi atas permintaan yang anda berikan baik untuk jual maupun untuk beli. Pialang tersebut dapat juga memberikan anjuran atau berbagai nasihat lainnya sehubungan dengan rencana investasi anda. Atas jasanya itu, maka anda wajib membayar biaya komisi kepada pialang.

Pada dasarnya, tidak ada batasan minimal dana dan jumlahnya untuk membeli saham. Dalam perdagangan saham, jumlah yang dijualbelikan dilakukan dalam satuan perdagangan yang disebut lot.

Di BEI, satu lot berarti 500 saham. Itulah batas minimum pembelian saham. Lalu dana yang dibutuhkan menjadi bervariasi karena beragamnya harga saham-saham yang tercatat di Bursa. Namun, pada umumnya perusahaan efek menetapkan jumlah saldo minimum agar anda dapat menjadi nasabah perusahaan efek tersebut dan melakukan transaksi jual beli saham melalui perusahaan tersebut. Pada umumnya, nilai minimum tersebut adalah sejumlah Rp 20.000.000.

(Yunita Anwar/wealthindonesia.com)

Jumat, 28 September 2012

3 Alasan Berinvestasi Emas

Emas selalu diperbincangkan dalam kurun waktu 75 tahun terakhir. Dengan keadaan ekonomi dunia yang fluktuatif, dan masa depan ekonomi begitu banyak negara masih belum pasti, banyak investor telah mengubah strateginya untuk menjadikan emas sebagai investasi yang aman sampai ekonomi dunia setidaknya menunjukkan tanda-tanda menuju stabilitas. Meskipun profit margin investasi emas selama 80 tahun terakhir ini tidak terlalu spektakuler, setiap portofolio investor harus memiliki logam mulia ini di dalamnya.

Berikut adalah 3 Alasan mengapa investasi emas sangat dianjurkan:

1. Investasi Terbaik Pada Saat Ketidakpastian
Kita belum pernah melihat ketidakpastian ekonomi yang begitu tinggi kecuali pada masa sekarang ini. Emas adalah perangkat yang mudah sebagai sarana penyimpanan kekayaan terbaik, bahkan walaupun dunia ini mengalami ke kekacauan politik dan ekonomi. Selama ribuan tahun Emas telah menjadi standar kekayaan di seluruh dunia, dan akan terus selama ribuan tahun yang akan datang.

2. Emas adalah Lebih dari Sekedar Alat Penyimpanan kekayaan
Tidak seperti banyak investasi yang cenderung memiliki nilai yang mendasari dengan cara yang tak berwujud seperti uang kertas, emas tidak hanya merupakan penyimpanan kekayaan, tetapi juga merupakan komoditas yang diperlukan dalam berbagai produk komputer, mobil, perhiasan, proses produksi sejumlah teknologi, dan lain lain. Ini berarti bahwa emas mempunyai multi dimensi.

3. Mudah untuk berinvestasi Emas
Emas sangat mudah untuk dibeli dan dijual. Anda dapat membeli koin fisik atau batangan dan menyimpannya dalam safe deposit box atau brankas pribadi, atau Anda dapat berinvestasi pada reksa dana exchange traded, saham Gold. Kemudahan pembelian dan penjualan aset proses membuat lebih likuid, dan lebih mudah untuk menjualnya jika Anda merasa perlu untuk mengubahnya menjadi uang tunai.

(bisnisdaninvestasi.com)

Selasa, 25 September 2012

5 Hal Yang Wajib Anda Ketahui Sebelum Berinvestasi Emas dan Perak

Investasi logam mulia dapat menjadi pengalaman yang sangat menarik jika Anda baru saja memulai. Namun demikian, ada beberapa perangkap yang Anda harus hindari sebelum membeli emas maupun perak. Kami telah membuat daftar 5 hal paling penting yang harus Anda ketahui sebelum menginvestasikan uang Anda pada produk logam mulia.
  1. Berhati-hatilah terhadap investasi koin antik logam mulia – Koin antik logam mulia adalah merupakan koin langka dari logam mulia yang bernilai tinggi. Jika Anda ingin berfokus pada investasi logam mulia, maka sebaiknya Anda hindari pembelian koin antik ini, yang pada dasarnya memerlukan biaya yang sangat mahal.
  2. Sebaiknya Anda hanya membeli logam mulia berbentuk koin atau batangan – maksudnya adalah, produk yang Anda beli adalah berbentuk koin atau batangan yang diproduksi murni dari emas atau perak serta diproduksi secara masal. Produk seperti ini hanya dibuat untuk tujuan investasi, memungkinkan Anda memperoleh nilai investasi yang tinggi ketika membeli emas maupun perak.
  3. Membandingkan harga dari beberapa dealer yang berbeda – hal ini mungkin terdengar jelas, tetapi banyak orang yang terlalu fanatik untuk membeli logam mulia di tempat pertama mereka menemukannya. Melakukan hal ini sama saja dengan menelan mentah-mentah harga yang kemungkinan terlalu mahal untuk Anda, apalagi jika ternyata dealer lain bisa memberikan harga yang lebih murah untuk barang jenis yang sama. Jangan Anda anggap remeh hal ini, karena hal ini sering pula terjadi.
  4. Diversifikasikan investasi emas dan perak Anda – investasi logam mulia tidak berbeda dengan investasi saham dan obligasi lainnya. Anda ingin memastikan bahwa Anda membeli bermacam-macam koin emas dan perak dari pemerintah atau negara yang berbeda, bahkan mungkin juga dari perusahaan yang berbeda.
  5. Membeli berbagai denominasi koin emas – ada 1/10 ons, ¼ ons, ½ ons, dan 1 ons koin yang tersedia. Anda tidak ingin membeli semua satu ons koin karena jika harga emas merangkak tinggi, Anda mungkin tidak ingin menjual seluruh ons emas secara sekaligus.
Mengetahui apa yang harus dilakukan dan kapan harus melakukannya adalah merupakan 90% dari pertempuran ketika berinvestasi. Lebih penting untuk diketahui bahwa Anda sebaiknya berinvestasi di emas dan perak selama keadaan ekonomi sedang menurun.

Jumat, 21 September 2012

Berinvestasi Emas

Berinvestasi Emas adalah merupakan taktik lama untuk menempatkan uang Anda agar tumbuh dan juga sebagai asuransi untuk bahaya yang tak dapat terlihat di masa depan. Berinvetasi emas adalah merupakan investasi yang cair dan nyata. Ada begitu banyak motif di balik investasi emas. Salah satu diantaranya adalah dengan harapan akan ada selisih nilai emas di masa depan, alasan lainnya adalah karena banyak orang yang menyukai logam mulia ini, dan boleh jadi alasannya adalah untuk berspekulasi harga, dan sebagainya.

Emas adalah merupakan item perdagangan, penyimpan nilai, asuransi investasi, dan lain-lain. Anda memiliki pilihan investasi di emas, saham emas, emas batangan, sertifikat emas, opsi, kontrak berjangka, linked notes emas dan emas seperti pilihan lain yang terkait. Perdagangan emas juga merupakan sebuah bisnis lama. Perdagangan emas juga mirip seperti perdagangan mata uang di mana orang mengharapkan kenaikan harga emas di masa depan.

Emas dapat dimasukkan dalam portofolio investasi Anda. Investasi emas harus menjadi bagian dari portofolio Anda, namun sebaiknya tidak semua portfolio Anda adalah investasi emas. Anda dapat berinvestasi emas tetapi dengan beberapa penelitian dan pengetahuan. Investasi menarik tetapi mungkin merusak untuk investasi Anda. Seperti investasi saham, investasi emas juga Anda harus melakukan riset dan analisa fundamental dan teknis untuk menjadi sukses.

(bisnisdaninvestasi.com)

Selasa, 18 September 2012

Pilih Investasi Konvensional atau Investasi Di Bursa Saham ?

Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call).

PERBEDAAN BISNIS KONVENSIONAL DENGAN INDEKS SAHAM

BISNIS CONVENSIONAL
  • Biaya Rutin (Gaji, Administrasi, Listrik, Sewa Gedung, Pajak dll).
  • Birokrasi yang rumit (Akte Pedirian SIUP, NPWP dll).
  • Dapat terkena imbas Krisis Ekonomi.
  • Karyawan harus selalu dalam pengawasan Anda.
  • Keuntungan sewaktu-waktu tidak dapat diambil begitu saja.
  • Bila terjadi kerugian sulit untuk take over.
BISNIS STOCK INDEKS SAHAM
  • Tidak ada biaya (hanya sewaktu ada transaksi/komisi per LOT).
  • Administrasi mudah (KTP, Materai yang sudah disediakan, Menandatangani Surat Perjanjian.)
  • Tanpa Mengenal Pasar yang Lesu.
  • Dapat diwakilkan dan dipantau.
  • Keuntungan dapat diambil sewaktu-waktu.
  • Resiko dapat diminimalkan.
PERBEDAAN SAHAM DAN STOCK INDEKS

SAHAM
  1. Dikeluarkan oleh Perusahaan untuk mengumpulkan dana dari public.
  2. Hanya memiliki satu arah transaksi (hanya bisa membeli lebih dahulu).
  3. Waiting List, jika harga turun akan menunggu sampai harga stabil atau naik.
  4. Keuntungan dapat ditarik 4 hari setelah transaksi.
  5. Resiko tidak dapat diminimalkan karena pada saat harga turun susah untuk mendapatkan pembeli.
  6. Pembayaran 100% dari Nilai saham.
  7. Sensitif hanya pada berita/informasi satu saham saja.
  8. Liquidasi Relatif.
  9. Komisi Relatif mahal 0.25% dari nilai pembelian.
STOCK INDEKS
  1. Gabungan nilai saham rata-rata (saham-saham bluechip).
  2. Memiliki dua arah transaksi (kemampuan menjual lebih dulu/harga naik atau turun terdapat peluang keuntungan).
  3. Liquiditas tinggi, selalu ada pembeli dan penjual.
  4. Keuntungan dapat ditarik kapan saja pada jam kerja.
  5. Resiko dapat diminimalkan untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin.
  6. Margin yang didepositkan sejumlah LOT yang diambil.
  7. Tidak sensitif hanya pada berita/informasi satu saham saja.
  8. Komisi Kompetitif.
KELEBIHAN TRANSAKSI DI BURSA STOCK INDEKS SAHAM

BURSA DERIVATIF
Investor tidak perlu bertemu dengan pembeli atau penjual dari Investor lain karena sudah diatur oleh bursa dan transaksi hanya berupa nilai/harga dari barang yang diwakili.

DUA ARAH KESEMPATAN
Indeks saham memiliki pergerakan dua arah, yaitu naik (menguat) atau turun (melemah). Investor berhak melakukan pembelian terlebih dahulu jika Indeks saham mengalami penguatan kemudian ditutup (liquidasi) pada penjualan. Dan investor juga berhak melakukan penjualan terlebih dahulu jika Indeks saham mengalami penurunan kemudian ditutup (liquidasi) dengan pembelian.

FLEKSIBEL
Investor dapat melakukan transaksi pada saat beraktifitas atau keluar kota, karena Investor telah diwakili seorang Konsultan untuk memantau pergerakan harga Indeks saham tersebut.

TRANSPARAN
Indeks saham dapat dipantau melalui internet secara on line melalui media electronik dan media massa. Tidak ada yang dapat memanipulasi pergerakan harga tersebut. Jika Investor telah melakukan transaksi, saat itu juga dapat melihat dananya dari hasil transaksinya. Pihak perusahaan akan mengirimkan laporan harian Rekeningnya kepada Investor.
 
TIDAK MEMILIKI JANGKA WAKTU
Jika Investor merasa Investasi di Indeks saham tidak menguntungkan maka Investor dapat menarik atau MENGAMBIL DANANYA TANPA DITARIK BIAYA APAPUN.

HAK INVESTOR

BERHAK MENENTUKAN TINGKAT RESIKO
Didalam perdagangan Indeks saham resiko kerugian dapat diminimalkan dengan menggunakan management resiko yang ada sehingga investor dapat menentukan batas toleransi kerugian sesuai dengan keinginannya.

BERHAK MENENTUKAN WAKTU TRANSAKSI
Jika dalam analisa pergerakan harga Indeks saham sulit untuk diprediksikan maka investor berhak untuk menunda transaksi sampai dengan harga Indeks saham tersebut dapat diprediksikan kembali.

BERHAK MEMPEROLEH LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan diberikan atau dikirimkan kepada Investor setiap hari setelah melakukan transaksi.

BERHAK UNTUK MENGAMBIL KEUNTUNGAN (PROFIT) SETIAP SAAT
Keuntungan yang didapat Investor dari transaksi dapat diambil setiap saat pada jam kerja sesuai keinginannya.

BERHAK MENENTUKAN JANGKA WAKTU TRANSAKSI
Investor dapat menentukan jangka waktu investasinya sesuai dengan keinginannya.

Dengan Stock Indeks Futures, Investor bisa Meperdagangkan Pasar Saham Dunia Tanpa Harus Memiliki Saham.

Bagaimana caranya ?

Dengan hanya membeli suatu kontrak Stock Indeks Futures, misalnya menjadi Investor di PT. Midtou Aryacom Futures.

Contoh Perhitungan Hangseng Indeks (HSI) :

HSI dihitung dengan metode “market capitalization weigted indeks terdiri dari 39 saham pilihan”.

39 saham pilihan ini dibentuk dari berbagai perusahaan yang bergerak di bidang Keuangan, Industri, Perdagangan, Properti, dan Utilities sub-indices. Stock account ini diatas 70% dari seluruh kapitalisasi pasar dari semua saham yang terdapat di SEHK (Stock Exchange Hongkong).

Hangseng Indeks disusun, dikeluarkan dan dikelola oleh HIS Service Limited, anak perusahaan Hangseng Bank.

Rumusan perhitungan HSI

Nilai pasar keseluruhan saat ini dari saham yg termsk

Nilai HSI = ————————————————————————– x 100

Nilai pasar keseluruhan pada saat Base Date dari saham yang termasuk

Saham Jumlah saham yg beredar Harga Pasar Nilai Pasar

A 10.000 x     HK $ 8 HK $ 80.000

B 20.000 x HK $ 11 HK $ 220.000

C 30.000 x     HK $ 13 HK $ 390.000

Nilai pasar keseluruhan——————-> HK $ 690.000

Berdasarkan saham A, B, C (diasumsikannilai pada saat Base Date adalah

HK $ 11.500) HSI hari ini adalah :

HK $ 690.000

HSI = —————–x 100 = 6000

HK $ 11.500

CARA MENGHITUNG KEUNTUNGAN INVESTASI INDEKS SAHAM

Yang diperdagangkan dalam pasar indeks saham adalah “KONTRAK” bukan berupa benda fisik atau barang. Cara menghitung keuntungan tersebut adalah :

Keterangan :

1. Fixed Rate : $ 1 = Rp. 10.000

2. Commision Fee : $ 50/lot = Rp. 500.000

Contoh :

    Mr. Hangseng

Jam Harga Posisi Jumlah Lot

09.10 22.000 Open BUY 1

09.20 22.060 Close SELL 1

(Beli 22.000 – Jual 22.060) x 1 point @ Rp.50.000,-

= 60 point x Rp.50.000 = Rp. 3.000.000

=Rp. 3.000.000. – Rp. 500.000 = Rp.2.500.000

=> Maka keuntungan yang diperoleh dalam waktu 10 menit adalah

Rp. 2.500.000,- (Begitupun sebaliknya jika anda mengalami kerugian)

PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN DALAM INVESTASI

Didalam semua bidang Investasi atau bisnis apapun yang kita hadapi pasti mengandung sebuah RESIKO. Jika Anda Investasi di bidang Stock Indeks Futures segala kemungkinan resiko dan kerugian dapat diminimalkan dengan menggunakan MANAGEMEN RESIKO.

Tehnik Managemen Resiko tersebut antara lain :

1. CUT LOSS (STOP ORDER) :
Membatasi kerugian pada tingkat yang dapat ditolerir atau seminimal mungkin.

2. SWITCHING
Meliquidasi posisi sebelumnya lalu mengambil posisi baru yang berlawanan dari posisi sebelumnya.

3. LOCKING
Membuka posisi baru yang berlawanan arah dengan posisi sebelumnya.

4. AVERAGING
Membentuk piramida dengan mengambil posisi yang sama dengan posisi sebelumnya, dengan jumlah lot yang dilipat gandakan.

TEHNIK-TEHNIK MENGANALISA PASAR INDEKS SAHAM

Dalam pengambilan keputusan di pasar indeks saham seorang Investor akan diberikan informasi oleh konsultanya (TRADER) tentang analisa pergerakan harga Indeks saham hari itu.

Analisa tersebut dibagi dalam 2 kelompok yaitu :

1. Analisa Fundamental :
o Indikator Ekonomi
o Kebijakan Ekonomi
o Kebijakan Politik Dalam dan Luar Negeri
o Rumor

2. Analisa Tehnikal :
o Pergerakan harga menentukan segalanya (Market discount is everything)
o Harga bergerak dalam suatu kecenderungan (Price Move in Trend)
o Pergerakan harga cenderung untuk berulang (History Repeat it Self)

Ada beberapa Tehnik (Indikator) yang digunakan didalam analisa ini antara lain :
o Chart Candle Stick
o Stochastic
o RSI
o Moving average
o MACD
o Dll.

(http://bbroker2010.wordpress.com/)

Jumat, 14 September 2012

Investasi Halal Melalui Reksadana Syariah

Tentu saja, bagi penduduk negara kita yang mayoritas beragama Islam, halal versus haram selalu menjadi hal yang sangat sensitif dalam setiap sisi kehidupan bermasyarakat. Tak terkecuali dalam kehidupan berinvestasi, munculnya bank-bank dan lembaga keuangan dengan prinsip Islam memperlihatkan kepedulian dari investor muslim untuk menjalankan syariah Islam dalam berinvestasi.

Bagaimana dengan reksadana? Nah, bagi investor yang berniat bereksadana sebagai jembatan berinvestasi dan menginginkan perolehan keuntungan yang bisa dipertanggungjawabkan secara Islami, bisa melirik pada reksadana yang sering disebut dengan Reksadana Syariah atau istilah kerennya disebut Islamic Investment Fund.

Pada dasarnya, reksadana syariah sama dengan reksadana konvensional, yang bertujuan mengumpulkan dana dari masyarakat, yang selanjutnya dikelola oleh manajer investasi untuk kemudian diinvestasikan pada instrumen-instrumen di pasar modal dan pasar uang. Instrumen itu seperti halnya saham, obligasi, deposito, sertifikat deposito, valuta asing dan surat utang jangka pendek (commercial paper). Reksadana Syariah ini termasuk dalam kategori reksadana terbuka (kontrak investasi kolektif).

Apakah yang membedakan reksadana syariah dan reksadana konvensional? Reksadana syariah memiliki kebijakan investasi yang berbasis pada prinsip-prinsip Islam. Instrumen investasi yang dipilih dalam portofolionya haruslah yang dikategorikan halal. Dikatakan halal, jika pihak yang menerbitkan instrumen investasi tersebut tidak melakukan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, tidak melakukan riba atau membungakan uang.

Jadi, saham, obligasi dan sekuritas lainnya yang dikeluarkan perusahaan yang usahanya berhubungan dengan produksi atau penjualan minuman keras, rokok dan tembakau, produk mengandung babi, bisnis hiburan berbau masksiat, bisnis senjata, perjudian, pornografi, dan sebagainya tidak akan dimasukkan ke dalam portofolio reksadana. Intisarinya, hanyalah sekuritas yang dikategorikan halal yang bisa masuk dalam portofolio reksadana syariah ini. Di samping itu, segi pengelolaan dana reksadana ini juga berdasarkan Islam, yang tidak mengizinkan penggunaan strategi investasi yang menjurus ke arah spekulasi.

Tiga merek

Saat ini, untuk pasar Indonesia ada tiga merek reksadana syariah yang ditawarkan, yaitu Danareksa Syariah (reksadana saham/equity fund), Danareksa Syariah Berimbang (reksadana campuran/balanced fund) dan PNM Syariah (reksadana campuran).

Danareksa Syariah dan Danareksa Syariah Berimbang dikelola oleh PT Danareksa Investment Management. Danareksa Syariah bertujuan untuk memberi kesempatan investasi yang maksimal dalam jangka panjang kepada investor yang hendak mengikuti syariah Islam.

Dana yang terkumpul akan diinvestasikan dalam portofolio sekuritas dengan komposisi investasi minimum 80 persen di saham dan maksimum 20 persen di obligasi atau maksimum 20 persen di instrumen pasar uang. Pada Danareksa Syariah Berimbang, dana yang terkumpul akan diinvestasikan minimum 25 persen hingga maksimum 75 persen dalam saham atau minimum 25 persen hingga maksimum 75 persen dalam obligasi dan sisanya pada instrumen pasar uang dengan mengikuti syariah Islam.

Sementara, Reksadana PNM Syariah dikelola oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Investment Management. Tujuan Investasinya adalah untuk memperoleh pertumbuhan nilai investasi yang optimal dalam jangka panjang. Dana yang terkumpul akan diinvestasikan 30 persen sampai 70 persen pada saham atau 30 persen hingga 70 persen pada obligasi dan sisannya pada instrumen pasar uang. Informasi lengkap mengenai ketiga merek reksadana tersebut bisa dipelajari lebih rinci pada prospektusnya. Selanjutnya, untuk menilai kinerja dari reksadana syariah ini, selain bisa berpatokan pada Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit, juga diperlukan suatu acuan, seperti layaknya reksadana saham konvensional mengacu kepada kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Acuan yang diperlukan reksadana ini, sudah tentu haruslah juga berprinsip Islam. Kira-kira setahun yang lalu, di Bursa Efek Jakarta sudah diluncurkan indeks harga saham yang disebut indeks syariah atau sering disebut dengan Jakarta Islamic Index (JII). Saham- saham yang masuk ke dalam JII adalah saham-saham yang dikategorikan halal. Salah satu tujuan peluncuran indeks syariah ini, tak lain adalah untuk memudahkan dan menarik minat investor muslim untuk berinvestasi pada saham-saham yang dikategorikan halal. Pro-kontra yang mencuat kepermukaan adalah, apakah saham-saham yang masuk ke JII ini sudah 100 persen halal?

Kenapa masih ada saham-saham yang dikategorikan tidak halal? Harus diakui, tidaklah gampang untuk menemukan saham-saham yang 100 persen halal di zaman keterbukaan seperti sekarang ini, karena sektor usaha akan saling berinteraksi. Hal inilah yang selanjutnya membedakan reksadana syariah dan reksadana konvensional, karena adanya proses pembersihan (cleansing) atas keuntungan yang tidak halal dalam bentuk zakat atau sedekah kepada pihak yang layak menerimanya.

Jadi, reksadana syariah memang dibuat sedemikian rupa bagi investor, agar dapat berinvestasi dengan tenang dan mendapatkan hasil investasi yang halal. Karena itu, jika tujuan investasi Anda dalam jangka panjang adalah untuk persiapan menunaikan ibadah haji atau biaya anak sekolah diperguruan tinggi, salah satu alternatifnya adalah berinvestasi secara halal via reksadana syariah.

(reksadanasyariah.net)

Selasa, 11 September 2012

Bagaimana Berinvestasi yang Baik

Investasi adalah salah satu metode pengelolaan uang atau harta kekayaan lainnya yang menggiurkan untuk meraup untung.

Tuntunan Islam: Bagaimana Berinvestasi yang Baik?Ada banyak jenis investasi. Mulai dari sektor perdagangan, industri, pertanian, hingga investasi kecil-kecilan berbasis rumah tangga.

Tetapi, tidak semua bentuk investasi juga memberikan rasa nyaman. Baik dari aspek jaminan keamanan investasi ataupun ditinjau dari aspek kehalalannya.

Kasus penipuan yang marak belakangan ini, terkait investasi dengan iming-iming untung cepat dan segunung, menyisakan peringatan sekaligus pertanyaan. Pesannya, agar lebih berhati-hati terhadap tawaran berinvestasi. Pertanyaanya, apa dan bagaimanakah investasi yang baik menurut syariat?

Hasan Ali Shalih Batran, dalam buku yang berjudul Dhawabith Hurriyat Al-Istitsmar fi An-Nidham Al-Iqtishadi Al-Islami, menjelaskan bagaimana seorang Muslim menginvestasikan hartanya sesuai dengan tuntunan syariat.

Dalam buku yang merupakan tesis untuk memperoleh gelar magister di Universitas Yarmuk, Yordania, itu dijelaskan beberapa standar dan rambu-rambu berinvestasi yang baik.

Investasi, dalam kajian fikih klasik, diistilahkan dengan tatsmir, yaitu mengelola harta kekayaan untuk mengambil manfaat yang lebih besar. Investasi diperbolehkan dalam Islam dengan beberapa tujuan antara lain, berbagi manfaat antarsesama Muslim, menjaga pokok harta (ashl al-maal), dan merealisasikan untung. Lantas apa saja yang mesti diperhatikan sebelum memutuskan untuk berinvestasi?

Hasan kembali menjelaskan, hal pertama yang patut diperhatikan bagi investor Muslim ialah kepatutan bisnis yang dijadikan objek investasi terhadap prinsip-prinsip syariah. Perhatikan apakah terdapat unsur keharaman atau tidak.

Hadis dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir menegaskan pentingnya memerhatikan halal-haram tersebut, “Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya.” (HR. Bukhari Muslim).

Berikutnya, bagi investor hendaknya mempertimbangkan sejauhmana potensi investasinya itu mampu mendongkrak kesejahteraan banyak orang.

Dengan demikian, bisnis yang dijalankan melalui investasinya itu dapat membantu menekan angka kemiskinan. Dan mendorong terjadinya pemerataan kekayaan.

Prinsip ini sejalan dengan semangat saling menjamin antarsesama Muslim (takaful al-ajtima’). Allah SWT berfirman, “Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.” (QS. Al-Hasyr: 7).

Karenanya, langkah selanjutnya yang tak kalah penting ialah mempertimbangkan apakah bisnis yang dijalankan kelak selain mendatangkan keuntungan, juga akan memberikan manfaat nyata bagi kelangsungan hidup manusia. Bukan hanya bisnis-bisnis yang tidak jelas. Hasan juga menekankan pentingnya kemampuan produksi dan manajemen pengelolaan bisnis yang menjadi objek investasi. Baik dari segi pendanaan ataupun manajerial mulai dari administrasi sehari-hari, biaya operasional, hingga teknis pemasaran dan penjualan produk. Selain itu, ia menekankan agar investasi bisa mencapai target dan tujuan kehadiran ekonomi syariah.

Risiko sebuah investasi juga diingatkan oleh Hasan. Dalam berinvestasi perlu menerapkan strategi jitu untuk meminimalisasi risiko kegagalan. Kematangan rencana sangat diperlukan. Hal ini sesuai dengan prinsip dalam syariat yang mengajarkan tidak ada prinsip bahaya dan membahayakan (la dharar wala dhirar).

Untuk mendukung perencanaan itu, ia menyarankan pula agar dilangsungkan studi dan kajian mendalam. Termasuk mengkaji sejauhmana investasi yang dijalankan dapat berkonstribusi membangun tatanan masyarakat Muslim yang beretika.


(Republika)

Kamis, 30 Agustus 2012

Investasi dalam Perspektif Syariah

Investasi pada dasarnya adalah bentuk aktif dari ekonomi syariah. Dalam Islam setiap harta ada zakatnya. Jika harta tersebut didiamkan, maka lambat laun akan termakan oleh zakatnya. Salah satu hikmah dari zakat ini adalah mendorong setiap muslim untuk menginvestasikan hartanya agar bertambah.

Investasi mengenal harga. Harga adalah nilai jual atau beli dari sesuatu yang diperdagangkan. Selisih harga beli terhadap harga jual disebut profit margin. Harga terbentuk setelah terjadinya mekanisme pasar.

Suatu pernyataan penting al-Ghozali sebagai ulama besar adalah keuntungan merupakan kompensasi dari kepayahan perjalanan, risiko bisnis dan ancaman keselamatan diri pengusaha. Sehingga sangat wajar seseorang memperoleh keuntungan yang merupakan kompensasi dari risiko yang ditanggungnya.

Ibnu Taimiah berpendapat bahwa penawaran bisa datang dari produk domestik dan impor. Perubahan dalam penawaran digambarkan sebagai peningkatan atau penurunan dalam jumlah barang yang ditawarkan, sedangkan permintaan sangat ditentukan harapan dan pendapatan. Besar kecilnya kenaikan harga tergantung besarnya perubahan penawaran dan atau permintaan. Bila seluruh transaksi sudah sesuai dengan aturan, kenaikan harga yang terjadi merupakan kehendak Allah SWT.

Prinsip-prinsip Ekonomi Islam dalam Investasi

Prinsip-prinsip Islam dalam muamalah yang harus diperhatikan oleh pelaku investasi syariah (pihak terkait) adalah :
  • Tidak mencari rizki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya maupun cara mendapatkannya, serta tidak menggunakannya untuk hal-hal yang haram.
  • Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi.
  • Keadilan pendistribusian kemakmuran.
  • Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha.
  • Tidak ada unsur riba, maysir (perjudian/spekulasi), dan gharar (ketidakjelasan/samar-samar).
Berdasarkan keterangan di atas, maka kegiatan di pasar modal mengacu pada hukum syariat yang berlaku. Perputaran modal pada kegiatan pasar modal syariah tidak boleh disalurkan kepada jenis industri yang melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diharamkan. Pembelian saham pabrik minuman keras, pembangunan penginapan untuk prostitusi dan lainnya yang bertentangan dengan syariah berarti diharamkan.

Semua transaksi yang terjadi di bursa efek harus atas dasar suka sama suka, tidak ada unsur pemaksaan, tidak ada pihak yang didzalimi atau mendzalimi. Seperti goreng-menggoreng saham. Tidak ada unsur riba, tidak bersifat spekulatif atau judi dan semua transaksi harus transparan, diharamkan adanya insider trading.

Analisis Fikih

Istilah mudharabah merupakan istilah yang paling banyak digunakan oleh bank-bank syariah. Prinsip ini juga dikenal sebagai qiradh atau muqaradah.

Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis perkongsian, dimana pihak perama (shahibul maal) menyediakan dana dan pihak kedua (mudharib) bertanggungjawab atas pengelolaan usaha.

Orang-orang Madinah meyebut kontrak jenis ini dengan sebutan muqaradah, dimana perkataan ini diambil dari perkataan qard yang berarti menyerahkan. Dalam hal ini pemilik modal akan menyerahkan modalnya kepada pengusaha. Keuntungan hasil usaha dibagikan sesuai dengan nisbah bagi hasil untung/rugi yang telah disepakati bersama sejak awal. Kalau rugi, maka pemilik modal akan kehilangan sebagian imbalan dari hasil kerja keras dan manajerial skil selama proyek berlangsung.

Mudharabah adalah suatu kerjasama kemitraan yang terdapat pada zaman jahiliah yang diakui oleh Islam. Di antara orang yang melakukan kegiatan mudharabah ialah Nabi Muhammad SAW sebelum beliau menjadi Rasul. Beliau bermudharabah dengan calon istrinya Khadijah dalam melakukan perniagaan antara Negeri Makkah dengan Negeri Syam.

Dalam transaksi mudharabah harus memenuhi rukun mudharabah meliputi, yaitu:
  • Shahibul maal (pemilik dana/nasabah).
  • Mudharib (pengelola dana/pengusaha/bank), amal (usaha/pekerjaan).
  • Ijab dan Qabul.
Dilihat dari kuasa yang diberikan kepada pengusaha, mudharabah terbagi menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut :
  • Mudharabah Muthlaqah (investasi tidak terikat) yaitu pihak pengusaha diberi kuasa penuh untuk menjalankan proyek tanpa larangan/gangguan apapun urusan dalam proyek tersebut, dan tidak terikat dengan waktu, tempat, jenis, perusahaan, pelanggan. Investasi tidak terikat ini pada usaha perbankan syariah diaplikasikan pada tabungan dan deposito.
  • Mudharabah Muqayyadah (investasi terikat) yaitu pemilik dana (shahibul maal) membatasi/memberi syarat kepada mudharib dalam pengelolaan dana seperti, hanya untuk melakukan mudharabah bidang tertentu, cara, waktu, dan tempat tertentu saja. Bank dilarang mencampurkan rekening investasi terikat dengan dana bank atau dana rekening lainnya pada saat investasi.
Pada transaksi ini bank dilarang untuk menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan tanpa penjamin atau jaminan. Bank diharuskan melakukan investasi sendiri tidak melalui pihak ketiga. Jadi, dalam investasi terikat ini pada prinsipnya kedudukan bank sebagai agen saja, dan atas kegiatannya tersebut bank menerima imbalan berupa fee.

Pada pola investasi terikat dapat dilakukan dengan cara channelling dan executing, yakni :
  • Channelling, apabila semua risiko ditanggung oleh pemilik dana dan bank sebagai agen tidak menanggung risiko apapun.
  • Executing, apabila bank sebagai agen juga menanggung risiko dan hal ini banyak yang menganggap bahwa investasi terikat executing ini sudah tidak sesuai lagi dengan prinsip mudharabah, namun dalam akuntansi perbankan syariah diakomodir karena dalam praktiknya pola ini dijalankan oleh bank syariah.
(reksadanasyariah.net)

Selasa, 28 Agustus 2012

Termasuk Tipe Investor Yang Manakah Anda ?

Orientasi investasi keuangan setiap orang berbeda-beda. Hal ini bergantung pada kondisi ekonomi dan tingkat pemahaman serta pengetahuan seseorang terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan. Perbedaan ini akan berpengaruh kepada keputusan seseorang dalam memilih jenis investasi yang akan ia gunakan untuk mengelola kelebihan dana yang dimilikinya.

Secara umum orang yang berinvestasi (investor) ada 3 tipe yaitu :
  1. Konservatif : Sangat takut / tidak berani menghadapi resiko investasi
  2. Moderat : Bersikap berhati-hati ketika melakukan investasi dan cenderung tidak berani mengambil resiko
  3. Agresif: Disebut juga dengan Risk Taker. Tipe ini sangat berani menghadapi resiko. Risk Taker merasa tidak nyaman apabila berinvestasi pada jenis investasi yang memberikan hasil (return) kecil. Ia sangat percaya bahwa berinvestasi pada instrumen yang beresiko tinggi berarti ia berpotensi mendapatkan hasil yang tinggi (high risk - high return)
Tipe Konservatif akan memilih jenis investasi berpendapatan tetap misalnya deposito, pasar uang, reksadana pendapatan tetap dan obligasi.

Tipe Moderat akan menempatkan dananya pada jenis investasi pasar modal (ekuitas), reksadana campuran dan jenis investasi berpendapatan tetap dan dan sebagian kecil saham.

Tipe Agresif akan menempatkan dananya pada jenis investasi dominan ke saham (ekuitas). Termasuk yang manakah Anda ?

(reksadanasyariah.net)

Minggu, 26 Agustus 2012

Pedoman Berinvestasi Yang Baik

Selain investasi kekal kita, jika kita masih ingin menginvestasikan atau menabung sebagian penghasilan kita untuk hari depan kita di dunia ini, maka pikirkanlah prinsip ini: “Pada masa umumnya tingkat pengembalian suku bunga sebanding dengan resiko dan berbanding terbalik dengan waktu”. Maksudnya jika bunga tinggi ya resiko tinggi dan jika kita ingin menbung sebentar tentunya bunganya sedikit. Sedangkan jika kita berani menaruh uang kita untuk jangka panjang maka returm atau interestnya dapat lebih baik.  Dalam memilih jenis instrumen tabungan dan investasi ada beberapa panduan yang harus kita cermati diantaranya:

Tentukan tujuan penyimpanan Anda

Seorang yang menyimpan uang untuk pensiun tentunya akan memiliki perilaku yang berbeda dengan orang yang hendak menyimpan uang untuk keperluan pendidikan misalnya. Tujuan penyimpanan uang biasanya sangat terkait erat dengan jangka waktu penyimpanan dan tingkat resiko yang dapat kita tanggung. 

Tentukan jangka waktu penyimpanan kita.

Ada orang yang hendak menyimpan dalam jangka waktu singkat. Sementara orang lain memiliki waktu yang lebih panjang dalam melakukan wealth accumulation.   Seorang manajer muda berumur 28 tahun mungkin memiliki waktu 20-30 tahun untuk merencanakan masa pensiunnya dibandingkan dengan seorang direktur yag berumur 58 tahun. Secara umum jangka waktu penyimpanan akan menentukan jenis tabungan dan investasi yang terbaik bagi kita.

Tentukan tingkat resiko yang berani Anda tanggung

High return high risk, low return low risk. Beberapa dari kita memiliki mental setengah penjudi. Sementara yang lain memiliki mental safe player.Seorang yang memiliki keberanian untuk menanggung tingkat resiko tinggi biasanya memiliki karakteristik masih muda, singgle, ingin cepat kaya dan belum memiliki tanggungan. Sedangkan orang yang safe player biasanya adalah orang yang lebih dewasa, sudah mendekati masa pensiun namun masih memiliki beban finansial yang harus diselesaikan.
Selain usia, mungkin saja kepribadian kita masing masing akan menentukan tingkat resiko yang dapat kita tanggung. Seseorang yang ambisius tentunya akan berani menyimpan uangnya ke dalam instrument yang lebih beresiko untuk mendapatkan return yang lebih baik dan seterusnya.

Hitung target simpanan Anda.


Menabung tanpa target yang jelas adalah suatu kesia-siaan. (essay penulis). Jika kita menabung tentu kita harus menghitung dengan pasti berapa uang yang hendak kita kumpulkan, berapa lama dan untuk apa. Dengan demikian kita bisa menentukan dengan lebih tepat  jenis tabungan yang dapat kita pilih. Selamat menabung.

(panduan-saham.blogspot.com)

Jumat, 24 Agustus 2012

Bagaimana Merencanakan Investasi ?

Melakukan investasi bukan merupakan perkara gampang bagi sebagian orang. Mengapa? Jangankan mau memulai investasi, mendengar kata investasi saja sudah alergi.

Pemberitaan mengenai hilangnya dana nasabah, pembobolan rekening dan  investasi bodong yang marak di beberapa media membuat kita takut untuk berinvestasi.  Banyak nasabah yang mengalami kerugian investasi akibat dari praktek tidak terpuji para oknum praktisi keuangan.  Takut berinvestasi .... Pasti ....Trauma ....Iya.....kemudian bagaimana? Apakah kita lantas langsung memutuskan untuk tidak perlu berinvestasi ?...wah jangan dong....

Tidak ada di dunia ini yang bebas resiko.  Tidak ada kondisi yang akan selalu sesuai dengan harapan dan keinginan kita. Anda mungkin berkata , terus bagaimana? apa yang harus kita lakukan? Jawabannya: Stay Invested  ( Tetap Berinvestasi)

Perencanaan Investasi. Investasi itu bisa direncanakan, bahkan memang harus direncanakan. Proses perencanaan investasi ini lah yang menjadi titik awal dimana investasi anda akan berujung keberhasilan atau kegagalan.

“Perencanaan investasi adalah suatu proses bagaimana anda mengakumulasikan aset dan pendapatan rutin yang anda miliki saat ini untuk mempersiapkan kebutuhan dana yang akan terjadi di masa depan”.

Apa saja kebutuhan dana di masa depan ? Pendidikan sekolah anak Anda, dimana ia akan melanjutkan universitas,  persiapan dana pensiun anda, pernikahan putra-putri anda dan kewajiban finansial lain yang akan timbul di masa depan, itulah hal-hal yang menjadi kebutuhan di masa depan Anda.

Kewajiban-kewajiban finansial dimasa depan sudah pasti terjadi , anda tidak bisa menolak dan menghindar. Pertanyaan selanjutnya adalah : Apakah Berinvestasi Merupakan Pilihan Terbaik ?  Ya, sepanjang anda melakukan perencanaan yang tepat maka investasi merupakan pilihan terbaik.

Berikut ini beberapa langkah yang bisa anda lakukan ketika berencana melakukan Investasi :
  1. Tentukan tujuan / kegunaan dari Investasi anda. Anda harus menentukan apa tujuan anda berinvestasi.  Apakah dana yang anda investasikan hanya untuk keamanan (safety), untuk mendapatkan pendapatan rutin (routine cash flow) atau Anda mengharapkan adanya perkembangan dana (growth).  Apabila anda sudah menentukan mana yang anda pilih maka investasi anda akan berjalan sesuai dengan pilihan anda.  Banyak orang yang ketika berinvestasi,  tidak mengetahui tujuannya untuk apa. Umumnya mereka berinvestasi karena melihat atau mendengar temannya mendapat untung dadakan dan kemudian mencoba ikut-ikutan. Eh,, ketika ikutan bukannya untung malah buntung....
  2. Tentukan kapan dana investasi tersebut akan anda gunakan. Sudah semestinya anda tahu persis kapan dana anda dibutuhkan , berapa nilainya dan untuk keperluan apa. Apabila anda sudah mengetahui detil kapan dana dibutuhkan maka proses memilih kendaraan investasi yang sesuai dengan tujuan tersebut akan lebih mudah. Secara umum produk investasi sudah dibagi berdasarkan jangka waktunya : Jangka pendek (1-2 Tahun), Jangka Menengah (2-5 Tahun ) dan Jangka Panjang ( > 5 Tahun).
  3. Kenali resiko investasi. Setiap Investasi pasti mengandung resiko . Tidak ada investasi yang bebas dari resiko. Namun anda harus ingat dibalik setiap resiko pasti ada keuntungannya. Resiko dan keuntungan berjalan beriringan. Resiko tinggi pasti memiliki keuntungan tinggi begitu pula sebaliknya. Apabila anda pernah ditawari produk investasi yang tidak ada resiko namun memiliki keuntungan tinggi maka ada dua hal yang dapat kita simpulkan :  “Penjual tersebut penipu,  atau penjual tersebut bodoh”  (maaf..)
  4. Tentukan berapa besar dana yang akan diinvestasikan dan seberapa sering  anda akan menempatkan dana. Mengapa hal ini menjadi penting ? karena beberapa pilihan investasi biasanya memiliki syarat minimal penempatan investasi. Oleh karena itu anda harus mengetahui berapa jumlah dana yang akan anda investasikan.  Gunanya agar Anda langsung bisa menentukan apakah anda akan berinvestasi secara sekaligus (lump sum) atau akan rutin setiap bulan.  Ini ada kaitannya dengan metode investasi.  Kedua metode tersebut sama baiknya namun dari beberapa literatur investasi didapatkan bahwa semakin sering anda berinvestasi semakin efisien hasil dari investasi anda.
  5. Buatlah daftar pilihan kendaraan investasi. Kendaraan atau instrument investasi di pasaran banyak sekali. Mulai dari Obligasi, Saham, Reksa Dana , ETF (Exchange Traded Fund), komoditi dan option. Banyak orang mulai berinvestasi pertama kali hanya karena mereka ditawari oleh orang terdekat atau memang tidak tahu lagi jenis investasi lainnya. Kemudian ketika investasi merugi, orang tersebut menjadi trauma. Sudah sepantasnya anda melakukan riset mengenai produk yang ada dipasaran, kemudian pelajari karakter dari setiap produk. Tentukan mana yang menurut anda yang paling cocok dan sesuai dengan karakter dan tujuan investasi anda.
  6. Implementasi Anda sudah berencana, sudah tahu investasi mana yang akan anda pilih, dana sudah anda persiapkan.., nah saatnya untuk mengubah dari rencana menjadi aksi / implementasi. Banyak orang yang pintar berencana namun tidak pernah mengimplementasikan rencana tesebut. Bagaimana anda akan sampai ke tujuan apabila Anda tidak mulai berjalan. Takut....loh, khan anda sudah merencanakan dengan baik. Apabila rencana sudah dibuat sebaik mungkin maka implementasi akan berjalan sesuai dengan harapan juga.
  7. Monitor dan Evaluasi dana Investasi Anda. Monitor  investasi berguna untuk mengetahui tindakan apa yang musti dilakukan apabila rencana dan implementasi yang anda lakukan ternyata melenceng jauh. Anda akan menjadi pengambil keputusan utama mengenai tindakan apa yang harus dilakukan. Jangan hanya mengandalkan informasi dari orang lain atau advisor anda. Kejadian memilukan yang baru saja terjadi mengenai hilangnya dana nasabah hingga milyaran rupiah adalah karena investor terlalu percaya penuh dan tidak memonitor secara rutin dananya.
Realitasnya , berinvestasi memang tidak semudah membalikan tangan.. Perlu terus belajar dan tidak menyerah ketika tersandung. Dunia Investasi terus berkembang dan sangat dinamis, dimana peluang investasi terus berdatangan kepada anda. Langkah-langkah diatas bisa dijadikan acuan pertama ketika anda mau berinvestasi. Pada kesempatan selanjutnya, penulis akan menjelaskan hal lainnya yang berkaitan dengan dunia investasi dan implementasinya.

(kompas.com)

Selasa, 21 Agustus 2012

Pilih waralaba, bisnis atau investasi ?

Ada satu persamaan antara saham dan waralaba yaitu investor yang berminat kepadanya akan sama-sama menginvestasikan uangnya ke dalam suatu bisnis. Investor mendapatkan tingkat pertumbuhan dalam jangka panjang juga mendapat pendapatan usaha.

Jika tidak mendapatkan imbal hasil yang memadai pada periode waktu yang diharapkan, investor bisa rugi. Bagaimana jika modal saja yang kembali tetapi tidak ada keuntungan?

Bukankah masih lumayan dibandingkan dengan tidak mendapat apa-apa sama sekali? Itu sih sama saja rugi. Perhitungkan dengan cermat terhadap dana yang akan diputar ketika bergabung dengan sebuah franchise. Ingat tak ada jaminan bahwa bisnis Anda akan langsung dikerumuni konsumen, seterkenal apa pun merek dari produk atau jasa yang Anda jual.

Investasi awal dan biaya berlangsung

Dalam sedikit hal menjadi seorang terwarala-ba/franchisee, mirip dengan seorang investor. Anda menanamkan uang untuk mendapatkan keuntungan. Namun, dalam jauh lebih banyak hal franchisee adalah pebisnis.

Sayangnya franchisee sering kali terlalu optimistis, menganggap bahwa membeli waralaba itu artinya tinggal terima untung saja. Terlalu mengandalkan franchisor-nya atau berharap sistemnya bekerja dengan sendirinya. Mana mungkin!

Sebagai pebisnis franchisee selayaknya aktif memajukan gerainya, memastikan bahwa sistem sudah berjalan dengan baik. Jadi jangan mudah terpesona dengan perhitungan titik impas di atas kertas, yang sering kali terpampang dengan gagahnya di materi promosi franchisor.

Itu hanya ilustrasi tak ubahnya seperti agen asuransi memberikan ilustrasi pertumbuhan unitlink. Kenyataan di lapangan bisa sangat berbeda. Titik impas ini baru titik impas penjualan saja, belum balik modal.

Makanya memperhitungkan kapan balik modal dan berapa tingkat keuntungan yang memadai dari usaha waralaba, Anda akan menentukan efektivitas dari perkembangan dana pada usaha waralaba. Untuk itu, paling tidak ada dua jenis biaya dari waralaba yang harus Anda siapkan, pertama, investasi awal dan kedua, biaya berlangsung

Investasi awal adalah modal awal yang yang harus kita tanamkan atau yang dibutuhkan untuk memulai usaha waralaba, antara lain:
  • License Fee, adalah biaya pembelian hak untuk menggunakan nama merek waralaba dan konsep bisnisnya.
  • Tempat usaha. Sama seperti bisnis lain, Anda harus memiliki tempat usaha. Bentuknya bisa bermacam-macam mulai dari bangunan permanen yang dibeli atau disewa, booth, sampai toko online, sesuai spesifikasi dari franchisor.
  • Inventaris dan peralatan adalah biaya yang berkaitan dengan inventaris dan pembelian peralatan usaha.
  • Modal Kerja. Diawal usaha memerlukan modal kerja sebagai cadangan untuk penggajian, dan overhead (utilitas). Umumnya franchisor akan meminta Anda mencadangkan suplai bahan baku dan modal kerja sebesar 3-6 bulan operasional.
Biaya berlangsung adalah biaya rutin yang dibayar selama usaha beroperasi yaitu :
  • Royalti. Pemilik waralaba juga mengenakan biaya royalti yang berkelanjutan. Namun, tidak semua waralaba membebankan royalti.
  • Biaya operasional adalah biaya rutin (bulanan/tahunan) yang dikeluarkan agar usaha dapat menjalankan aktivitas usahanya.
Baik investasi awal maupun biaya berlangsung merupakan biaya yang akan memenga-ruhi keuntungan usaha. Prinsipnya makin kecil biaya makin besar keuntungan. Bagusnya saat ini bagi calon franchisee dengan kemampuan modal terbatas dapat mengajukan pembiayaan untuk usaha waralaba ke bank umum maupun bank syariah.

Titik impas

Titik Impas dapat diartikan suatu keadaan di mana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. Dengan analisis titik impas franchisee dapat memperkirakan jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan.

Rumusnya adalah biaya tetap total/(harga per unit barang yang dijual- biaya variabel per unit). Misalnya ada waralaba kebab Turki yang harga satu buah kebabnya Rp8.000 dengan biaya variabel sebesar Rp3.000 per kue dan biaya tetap total sebesar Rp7.000.000.

Titik impas berarti Rp7.000.000/(Rp8.000-Rp3.000), ketemu angka Rp1.400. Jadi usaha waralaba Anda harus menjual 1.400 buah kebab Turki pada harga Rp8.000 supaya impas.

Jika setiap hari gerai Anda bisa menjual minimum 10 buah kebab, titik impas akan tercapai dalam waktu 4-5 bulan. Untuk mendapatkan keuntung-an Anda tinggal menambahkan margin pada harga kebabnya.

Dari contoh ini dapat kita lihat bahwa pada titik ini (pengeluaran sama dengan pendapatan) kita tidak merugi dan juga tidak untung dan tentu saja pada titik ini pengembalian investasi masih jauh dari yang diharapkan.

Anda juga harus menanyakan tentang pendapatan yang sebenarnya dari franchisee yang lain, bukan mengenai hasil yang dijanjikan oleh franchisor.

Tingkat keuntungan

Tingkat keuntungan atau balik modal didefi-ni-sikan sebagai persentase dari pendapatan yang diperoleh dari suatu investasi, setelah dikurangi biaya. Masalahnya balik modal waralaba tidak seperti bunga deposito yang tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan kinerja usaha.

Begitu Anda menanam investasi awal waralaba, maka modal pokok ini harus terus berputar. Karena waralaba adalah investasi aktif bukan pasif seperti pada instrumen keuangan, di mana diri Anda juga secara aktif terlibat di situ. Oleh karena itu balik modal waralaba diharapkan lebih tinggi dari investasi pada instrumen keuangan.

Balik modal waralaba akan berkaitan langsung dengan jenis bisnis, model bisnis, dan kondisi pasar dan setidaknya sebagian oleh keterampilan dan keahlian manajemen Anda dalam mengelola usaha.

Dalam waralaba besar kecilnya investasi tidak selalu berkorelasi dengan tingkat keuntungan, melainkan harus dikombinasi dengan waktu, bakat dan keterampilan manajemen Anda sendiri. Oleh karena itu penting untuk berhati-hati memilih waralaba yang cocok dengan minat dan pengalaman Anda.

(bisnis.com)