Investasi di pasar modal bisa dilakukan investor dengan dua cara,
langsung atau tidak langsung. Kalau yang dipilih investasi langsung
berarti investor menentukan dan mengelola sendiri produk yang menjadi
sasaran investasinya. Sedangkan bila yang dipilih investasi tak
langsung, berarti pengelolaan investasinya dilakukan oleh manajer
investasi. Lalu mana yang lebih menguntungkan, mengelola sendiri atau
menyerahkan kepada manajer investasi?
Ilustrasi pertanyaan di
atas merupakan pertanyaan yang kerap muncul pada calon investor yang
akan berinvestasi di pasar modal. Terlebih lagi mereka umumnya tahu
bahwa investasi di pasar modal merupakan bentuk investasi yang pada
hakekatnya tidak langsung? Investasi dikatakan sebagai suatu upaya
mengelola uang dengan cara menyisihkan sebagian dari uang tersebut untuk
ditanam dalam bidang-bidang tertentu dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa datang. Sementara itu orang atau setiap pihak yang
melakukan upaya tersebut dikatakan sebagai investor.
Selanjutnya
dalam aktivitas investasi pakar membagi dua bentuk investasi yakni�
langsung (direct) dan tidak langsung (indirect).� Yang dimaksud dengan
investasi langsung dalam teori investasi secara umum adalah upaya
mengelola uang atau aset secara langsung pada jenis atau bidang usaha
tertentu misalnya mendirikan pabrik, mendirikan toko atau membentuk
perusahaan atau bisa pula berupa membeli tanah, rumah dan bangunan atau
membeli emas dan sebagainya,� untuk kemudian dijual kembali. Investasi
langsung disebut juga sebagai investasi nyata (real investment).
Sementara
itu penjelasan mengenai indirect investment atau investasi tidak
langsung merupakan aktivitas menanam uang secara tidak langsung melalui
suatu jenis usaha tertentu seperti membeli saham, obligasi, menanam uang
pada deposito di bank dan sebagainya. Investasi tidak langsung disebut
juga sebagai investasi keuangan (financial investment). Jadi pengertian
investasi secara teori memperlihatkan bahwa investasi di pasar modal
tergolong sebagai investasi tidak langsung alias indirect investment.
Nah, kalau investasi di pasar modal sudah masuk kategori tidak langsung,
kenapa pula banyak pelaku pasar yang mengatakan bahwa investasi di
pasar modal bisa dilakukan secara langsung?
Penjelasannya begini.
Yang dimaksud berinvestasi di pasar modal masuk kategori langsung,
apabila investor mengelola sendiri investasinya. Produk yang menjadi
sasaran investasi (saham atau obligasi) dikelola sendiri, harga, jumlah
saham yang dibeli serta berbagai risiko yang ada dianalisa sendiri oleh
investor. Dalam investasi langsung ini setidaknya investor memahami dan
mengetahui bahwa setiap bentuk dan jenis investasi memberikan tingkat
keuntungan dan risiko yang berbeda-beda. Semakin besar kemungkinan
tingkat keuntungan dari suatu investasi maka semakin besar pula tingkat
risikonya. Mengelola risiko guna mendapatkan hasil yang optimal sangat
dipahami oleh investor, sehingga ia dikatakan sebagai berinvestasi di
pasar modal secara langsung.
Selain paham dan mengerti tentang
seluruh aspek (karakteristik produk, trend pasar dan sebagainya),
konsekuensi logis dari investor yang memilih aktivitas investasi
langsung di pasar modal adalah nilai modal yang diinvestasikan. Untuk
membeli saham saja minimal volume pembelian adalah satu lot (setara
dengan 500 lembar). Jadi kalau harga per lembar saham ada pada kisaran
Rp1.000 dengan demikian dana yang harus disiapkan adalah Rp500 ribu. Itu
baru pada produk saham. Kalau investasi dilakukan investor dalam
membeli obligasi tentunya dana yang disiapkan jumlah lebih besar lagi,
sebab denominasi (pecahan obligasi) umumnya cukup besar. Kalau obligasi
yang diterbitkan pemerintah seperti ORI denominasinya ada yang Rp 1
juta, sedangkan kalau yang diterbitkan korporasi denominasinya lebih
besar lagi ada yang minimal Rp 1 miliar. Walhasil dengan fakta tersebut
dalam investasi langsung di pasar modal, setidaknya dibutuhkan dana yang
cukup besar. Apalagi bila investor itu akan membentuk portofolio guna
menekan risiko dan mengoptimalkan keuntungan. Dana dan biaya yang
ditempatkan tentunya lebih besar lagi.
Atas dasar itu, maka
pelaku pasar modal menawarkan investasi di pasar modal yang aktivitasnya
tidak langsung. Dikatakan tidak langsung karena investor gak perlu lagi
berpikir, tentang kondisi pasar, karakteristik produk dan sasaran
investasi produk yang akan dibeli (saham atau obligasi dan sebagainya).
Di samping itu� investor yang memilih aktivitas investasi tidak langsung
(indirect investment)� ini membawa dananya� untuk diinvestasikan di
pasar modal. Pendeknya ongkos dan biayanya relatif kecil dan disesuaikan
dengan kemampuan investor.
Untuk berinvestasi secara tidak
langsung ini, pilihan produknya hanya satu yakni reksa dana. Kendati
produknya hanya satu yakni reksa dana, tapi jenis reksa dana variasinya
cukup banyak. Ada reksa dana� saham, reksa dana obligasi, reksa dana
campuran, reksa dana pasar uang, reksa dana tematik dan reksa dana
khusus. Reksa dana khusus dan reksa dana tematik ini dibuat dengan
tujuan tertentu. Tujuan tertentu biasanya terkait dengan produk yang
menjadi pilihan.
Proses manajemen investasi yaitu bagaimana
seorang manajer investasi mengelola uang. Proses ini membutuhkan suatu
pemahaman terhadap berbagai jenis investasi, cara penilaian investasi
tersebut, dan berbagai strategi yang dapat digunakan untuk menyeleksi
jenis investasi yang seharusnya dimasukkan dalam portofolio untuk dapat
mencapai tujuan-tujuan investasi. Jadi ia tak perlu lagi direpotkan
dengan ekspektasi, analisa dan peramalan yang terkait dengan pergerakan
harga portofolio yang ada di reksa dana itu, karena telah dikelola dan
diperhitungkan oleh manajer investasi. Jadi pada sisi inilah banyak
investor pemula dengan modal terbatas disarankan untuk berinvestasi di
reksa dana ini. Alasannya tidak lain karena proses pengelolan risiko dan
return dilakukan oleh manajer investasi. Pengelola risiko dan return
kepada manajer investasi ini dikatakan sebagai aktivitas investasi tak
langsung di Pasar Modal.
(Okezone)
Uji VGA Card HD-465X-YAF2
11 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar